Secret

Janis Etania
Chapter #3

Chapter 2

“Arghi! Jangan belajar terus! Otak kamu itu udah kayak mesin tahu gak?” kesal Selina karena Arghi tidak berhenti menuliskan rumus-rumus entah apa itu di bukunya. Sangat fokus. Dia memang duduk bersebelahan dengan Arghi.

“Iya, bentar lagi.”

“Bentar lagi, bentar lagi.” Selina komat kamit sendiri saking kesalnya. Sejak tadi jawaban Arghi selalu sama. Nyatanya sudah sepuluh menit. Untungnya istirahat mereka tiga puluh menit, jadi sisa dua puluh menit. “Kamu kelamaan, aku laper tahu.”

“Ya udah, makan dulu sama Keira. Nanti gue nyusul.”

“Gak peka banget lo, Ghi,” sahut Galang seraya mengemut permen di bibirnya.

“Tahu. Nanti gue ambil pacar lo, tahu rasa lo,” sahut Justin. Arghi tidak menyahut karena tahu temannya itu bercanda.

“Berani banget lo ambil pacarnya? Selina juga enggak mau sama lo sih. Bukan levelnya. Iya gak, Selina?” tanya Ravelino seraya memandang Selina.

Selina sendiri tak langsung menjawab. Memandang sebentar Arghi yang masih sibuk menulis. Seakan-akan jawaban Selina tidak penting membuatnya kesal sendiri. Selina kemudian dengan kesal melangkah pergi dan Keira, sahabatnya mengikuti. Ketika menoleh ke belakang tepat setelah melangkah keluar kelas, Selina melihat Arghi masuk sibuk menulis.

“Udah sih, makan duluan aja. Elo yang bucin, gue yang menderita,” kesal Keira karena benar-benar lapar dan harus menunggu Selina.

“Ih, susah ya punya cowok kayak dia? Bisa-bisanya banyak yang suka sama dia,” gerutu Selina seraya berjalan menuju ke kantin.

“Elo suka,” sahut Keira santai.

“Itu gue ditembak.”

“Tapi lo mau kan?“

“Enggak! Cuman dipaksa! Itu malah cuman kasih surat kek surat perjanjian tanah.”

“Elo aje selalu ngelihat Ig-nya. Enggak usah sok-sok gak suka.”

Selina hanya mendengus. Keira tampaknya sebelas dua belas dengan Arghi. Hanya saja Arghi lebih dingin dan bicara lebih singkat. “Lo enggak bisa dukung gue banget si?”

“Cuman bicara fakta.”

“Ya, tapi—EH!“

Selina memekik di akhir ketika mendadak ada yang menabrak badannya. Ketika melihat siapa yang menabraknya, dia sontak mendengus.

“Jangan pergi lo, minta maaf!” teriak Keira ketika cewek yang menabrak badan Selina, hendak pergi begitu saja.

Cewek yang barusan menabrak Selina berbalik setelah mendengar apa yang Keira katakan, menarik satu senyuman sinis. Aurel. Sama sekali tak merasa bersalah atas perbuatannya.

“Ngapain gue minta maaf? Temen lo yang enggak ada mata.”

“Lo yang enggak ada mata! Daritadi Selina jalan disini, ngapain lo nimbrung juga?”

Aurel mengangkat sebelah alisnya—tersinggung. Aurel memang wanita yang sangat mencintai Arghi atau terobsesi. Dia sudah menyukai Arghi semenjak SMA kelas 1. Arghi tentu memiliki banyak penggemar selain Arghi. Jadi, ketika mendengar bahwa Selina berhasil menjadi pacar Arghi, bahkan Arghi yang menembak duluan, rasanya Aurel benar-benar marah dan tidak terima. Berakhir dengan Aurel yang selalu menganggu Selina.

“Lo lawan gue?”

“Ngomongin kenyataan.”

“Lo pikir gue takut sama lo?”

Lihat selengkapnya