“HARI INI KUTERUS SEKOLAH, MASIH NGANTUK MAU TIDUR. TAPI AKU TERUS DIGANGGU, OLEH ORANG YANG BERPACARAN!”
“Berisik lo, Lang!” kesal Selina karena Galang selalu ada dengan lagu menyebalkannya saat dia bersama Arghi.
Sedangkan reaksinya kemudian adalah Galang tertawa lepas bersama dengan teman-temannya membuatnya mendengus. Terlebih sekarang anggota Blood Kick masuk semua. Kemarin memang banyak yang bolos. Janjian.
“Udah, udah. Jangan berisik, Lang. Kena sembur lo sama pawangnya,” kata Drake.
“Iye. Tutup mulut lo daripada lo tutup hidup,” sahut Erland.
“Udahlah, yang jomblo diem,” ujar Galang dengan tatapan dibuat lesu dan raut wajah dramastis.
“Gak usah sok melas, Lang.”
“Emang lemas nih gue. Gue kira bakal dapet pacar pas SMA, menghabiskan waktu bersama, eh ekspetasi gue melenceng. Awalnya mau incar Keira, tapi udah diambil sama Erland.”
Erland yang awalnya tengah berpacaran dengan Keira, menoleh ke arah Galang. “Apaan lo? Awas aja embat cewek gue. Semua cewek waktu itu juga lo suka. Pacar Arghi aja lo suka waktu itu. Aurel juga. Banyak suka doang, pacarnya kosong,” ujar Erland.
“Dih ngejek banget lo. Mentang-mentang punya pacar. Gue juga ada. Lebih setia. Gak bakal putus,” ujar Galang. Menunjukkan jam spidolnya. Membanggakan diri.
“Stres,” ujar Alister.
“Itu lo lebih playboy. Gonta-ganti. Kan kalau hilang kena air atau memudar lo tebelin lagi,” ujar Gavin.
“EH BENER JUGA YE! BERARTI GUE LEBIH HITS DARIPADA SI ARGHI! UDAH PACARAN BERAPA KALI GUA?! SIANG GUE TEBELIN, SORE GUE TEBELIN!” ujar Galang. Semangat. Membusungkan dadanya, membanggakan dirinya sendiri sukses membuat teman-temannya hanya geleng-geleng kepala.
“Dasar lo, Vin. Lo malah nambah penyakit dia. Udah ribuan juga penyakit dia.”
“BIBIRMU NAK! BERDOSA SEKALI!” ujar Galang. Histeris.
“Udah. Mending balik ke tempat masing-masing. Udah mau kelas,” ujar Aydan yang sejak tadi hanya diam dengan bukunya.
“SIAP BAPAK AYDAN!” teriak Galang
“SIAP PACAR BUKU!” teriak Gavin.
“SIAP BAPAK NEGARA!” teriak Drake.
Aydan hanya tersenyum tipis. Kemudian kembali fokus menulis ke bukunya. Dia bukan tipe pria sedingin Arghi. Hanya saja, dia tidak terlalu banyak bicara seperti teman-temannya yang lain. Tapi irit kata, masih tetap Arghi.
Semua akhirnya kembali ke tempat. Duduk dengan rapi setelah bel masuk sudah berbunyi. Galang juga berkali-kali melirik ke pintu, kemudian memakan keripik kentangnya. Tak lupa menawarkan kepada pacarnya—jam tangan spidol. Alister yang sibuk merapikan kemejanya yang keluar dari celananya dan lain sebagainya sampai akhirnya Bu Rara—guru biologi dan terkenal killer. Kacamata yang selalu dipakainya, langkah kakinya selalu menggiring aura kematian di mata murid-murid nakal.