Selina terkejut ketika mendadak saat pulang sekolah Chris minta maaf kepadanya masalah di kelas tadi. Chris tadi memang mengulurkan kakinya membuat Selina jatuh. Dia meminta maaf berkali-kali, dia mengatakan dia hanya mengikuti perintah Aurel. Mendengarnya Selina jadi geram sendiri. Aurel memang tidak ada habis-habisnya. Tapi tentu saja dia memaafkan Chris, terlebih mendengar alasan Chris menyetujui alasan itu.
Dia hanya terpaksa. Walau sebenarnya masih kesal, Selina berusaha ikhlas saja.
“Lo balik dulu. Gue ada urusan di sekolah.”
Saat pulang tadi, mendadak juga Arghi mengatakan itu membuat Selina akhirnya pulang sendiri dengan wajah yang begitu lesu. Selina tidak masalah pulang sendiri. Sebelum berpacaran dengan Arghi, dia juga sering pulang sendiri. Hanya saja yang membuat Selina lesu adalah dia tadi melihat dengan jelas, kalau Arghi menarik pergelangan tangan Aurel pergi dari parkiran.
Ada masalah apa sampai Arghi membawa Aurel? Kenapa Arghi tidak jujur padanya? Jika dipikir-pikir apakah karena masalah di kelas itu?
“SEL TELOR! ASTAGA SENDIRIAN AJA! HOIYE KAN DISURU PULANG SAMA AYANG BEBEB!”
Hingga suara menyebalkan itu terdengar sukses membuat Selina mendengus. Dia sudah sangat mengenal suara ini. Sampai akhirnya yang diduganya benar. Memang Galang yang barusan berteriak dan sekarang berhenti di hadapannya dengan motornya.
“Lang, pergi sana. Gue lagi gak mood buat diisengin,” ujarnya langsung.
“Sel telor jangan marah-marah. Ya kali Arghi enggak nganterin lo sehari, muka lo udah kayak jalan aspal.”
Selina mendengus mendengarnya. “Gue gak semanja itu. Sebelum pacaran sama Arghi, gue juga udah sering pulang sendiri. Gak ada kerjaan banget gue marah sama Arghi gegara begitu doang,” ujar Selina. Masih dengan raut wajah sebalnya dan menatap Galang yang tersenyum menyebalkan.
“Terus? Kenapa muka lo udah kayak aspal jalanan?” tanya Galang. Tak mau berhenti mengais informasi yang berpotensi akan ditraktir Arghi.
“Tadi sebelum pulang, gue yakin tadi Arghi narik Aurel dari temen-temennya,” jawab Selina. Dia menjadi semakin lesu mengingatnya.
Sedangkan Galang terkejut mendengarnya. “Hah? Kok lo tahu?” tanyanya spontan membuat Selina sukses menoleh padanya dan saat itu Galang sontak menyadari dia barusan salah berbicara.
“Astaga! Bibirmu Galang! Bisa mampus gue sama Arghi!” rutuknya dalam hati.
“Jadi lo tahu?” tanya Selina langsung.
Galang menelan ludah. “E-Enggak. Bukan gitu, Nyai. Tapi maksud—”
“Gue lupa. Lo kan teman Arghi. Pasti Arghi kasih tahu semua ke lo. Sebenarnya ada urusan apa Arghi sama Aurel? Jawab gue, Lang!” sela Selina sekaligus mendesak. Sejak tadi, dia memang penasaran setengah mati.
“Tapi—”
“Gue mohon, Lang,” sela Selina.
Galang terdiam sejenak, kemudian berbicara, “Bakal gue kasih tahu, tapi setelah lo nyampe ke rumah. Kita bicara didepan rumah lo. Gue udah diminta Arghi buat jagain lo sampai rumah.”