Secret

Janis Etania
Chapter #9

Chapter 8

Selina merasakan jantungnya terus berdebar, mengingat dia akan berkencan dengan Arghi. Kemarin dia benar-benar terkejut. Baru hendak bertanya dan berteriak senang, Arghi sudah mematikannya. Tanda tidak boleh menolak biasanya. Selina saat itu buru-buru mencari baju dan sekarang saat pulang sekolah, dia juga mencari baju yang bagus.

Mereka sudah cukup lama berpacaran, setiap kali berkencan, rasanya selalu spesial.

"Belum selesai cari bajunya?" Selina menoleh. Tersenyum menemukan Ibunya datang menghampirinya dengan senyuman lembutnya. Zaylnda Aulia.

"Belum Ma."

"Tiap kali kamu kencan sama Arghi pasti begini."

"Hehe, iya dong," jawab Selina nyengir sukses membuat Zaylnda tertawa.

"Iya-iya. Ya udah, Mama bantu kamu nyari baju," ujar Zaylnda seraya berjalan ke arah lemari Selina sukses membuat Selina tersenyum lebar.

"YEY! MAKASIH MAMA! MEMANG MAMA YANG TERBAEK!" teriak Selina senang.

***

"Ayo keluar. Aku udah diluar."

Selina menahan napas ketika keluar, dia menemukan Arghi yang benar-benar sudah diluar. Menunggunya. Arghi memandang kaca di motornya, memperhatikan penampilan seraya mengacak rambutnya. Astaga! Ganteng! Selina mengatur napas. Baru saja hendak membuka suara, Arghi sudah menyadari kehadirannya dan menoleh.

Kemudian Arghi tersenyum. "Hai," sapanya lembut. Melihat Selina dari bawah sampai atas sukses membuat wajah Selina memanas. "Beautiful," ujar Arghi sukses membuat Selina makin malu.

"ARGHI!" pekiknya malu.

Arghi hanya tertawa. Tidak tahu kenapa, setiap berkencan Arghi memang lebih hangat, lebih romantis. Selina pernah bertanya dan Arghi menjawab, ketika berkencan dia harus bersikap berbeda agar kencannya spesial. Walau Selina sudah berkata tidak usah, Arghi tetap ingin melakukannya. Arghi juga beberapa kali selain saat mereka kencan berkencan bersikap hangat kepadanya. Walau Arghi yang dingin lebih banyak muncul di luar waktu kencan.

Arghi berjalan kepada Selina dan saat itu dia menyadari Zaylnda tengah memandang mereka dari jendela yang tirainya disingkirkan. Arghi sontak membungkukkan tubuhnya.

Zaylnda sempat terkejut karena dia tidak ingin ketahuan. Tapi dia hanya tertawa kecil, kemudian melambai kepada Arghi. Arghi membalas dengan senyuman lebar.

"TANTE! SAYA IZIN BAWA ANAKNYA!" teriak Arghi yang tentu terdengar sampai dalam sukses membuat Selina terkejut.

Ketika menoleh, dia menemukan Zaylnda yang tertawa dan mengangguk-angguk. Ingin berteriak, tapi suaranya tidak sebesar Arghi.

"Ih! Arghi diem!" pekik Selina malu.

"Gak papa. Gak usah malu. Kan pamit sama calon mertuanya."

"ASTAGA! GAK KUAT GUE KALAU ARGHI MODE HANGAT, ROMANTIS GINI! JANTUNG GUE RASANYA KEK LARI DI PRJ!"

***

"Gimana es krimnya?"

"Enak!" jawab Selina semangat seraya memakan es krim rasa cokelat itu.

"Bagus deh, kalau kamu suka," jawab Arghi dengan senyuman lebarnya.

Keduanya tadi sudah berjalan-jalan di sekitar taman. Di sekitar taman ini, juga ada permainan yang sengaja disiapkan. Dia dan Arghi bermain bersama disana. Sebenarnya Arghi pernah membawanya ke restoran, tapi dibanding restoran, Selina lebih suka berada disini. Lebih bebas. Di restoran, dia harus mengikuti aturan. Terlebih, biasanya sikap hangat Arghi keluar saat berkencan dan juga beberapa saat tertentu selain berkencan.

"Makasih, Ghi. Aku enggak nyangka deh bisa jalan-jalan sama kamu. Kaget aku kemarin kamu main ngajak," ujar Selina seraya memakan es krimnya.

Arghi tersenyum. "Enggak papa, yang penting kamu udah enggak marah. Itu lebih penting."

"Iya, dimaafin," ujar Selina. "Tapi kamu lucu ya Ghi, tiap kali kencan doang baru hangat begini."

"Ya aku mau buat kencan kita berkesan. Enggak isinya kayak biasa."

"Iya. Tapi aneh aja jadinya. Kamu jadi beda. Kamu kayak ada kepribadian ganda atau roh kamu lagi dimasukin orang lain," jawab Selina jujur sukses membuat Arghi tertawa.

"Enggak. Emang kalau kencan harus lebih bebas. Mama udah kasih tahu jangan dingin-dingin," jawabnya setelah tertawa.

"Iya! Mama kamu benar banget!"

Arghi terkekeh. Kemudian mendadak mencolek es krim miliknya sendiri, mengoleskan ke pipi Selina. "Makan dulu es krimnya baru ngomong."

"ARGHI! MAIN COLEK AJA! SINI!" teriak Selina, kemudian membalas, kemudian Arghi membalas lagi. Keduanya akhirnya menghabiskan waktu kencan mereka dengan perasaan begitu senang.

Kencan yang indah.

Lihat selengkapnya