“GALANG! ADA HIU DI GIGI LO!”
“ANJROT!”
Galang sontak terbangun dan duduk tegak di tempatnya ketika dia baru saja tertidur sebentar karena mengantuk. Dia tidur di meja kantin sebentar. Dia menoleh dan menemukan teman-temannya yang tertawa puas.
“Bangun, bangun, bangun, bangun.” Drake bernyanyi seraya mengetuk-ngetuk botol dengan sendok di tangannya. Lagu khas tiktok.
“Kampret lo semua. Baru tidur juga,“ gerutu Galang kesal seraya mengucek matanya yang berat.
“Lagian lo tidur kayak orang mampus,” ujar Aydan setelah meminum jus jeruknya. “Nanti gak keburu makan, lo marah-marah sama kita karena gak bangunin,” sambung Aydan setelahnya.
“Ya kan banguninnya penuh kasih sayang dong,” protesnya.
“Daripada gue cekek dengan penuh kasih sayang, mending lo hapus iler lo. Berceceran begitu,” ujar Alister menatap geli kepada Galang.
“Biarin. Wangi juga iler gue,” ujar Galang penuh semangat.
“Wangi raflesia,” ketus Ravelino.
“Eh ngomong-ngomong si Keira lama banget nyusulin Selina di toilet?” tanya Erland.
“Sekalian ghibah kali, namanya juga cewek,” ujar Gavin.
“Iye, kalau gak pacar lo lagi berak,” sambung Galang sukses membuat Alister yang sedang makan tersedak.
“Lo sadar diri kalau ngomong. Enggak tahu apa orang lagi makan?” kesal Alister seraya mengelap bibirnya dengan tissue.
“Ya kan emang lo gak berak?”
“Enggak disebut pas makan juga, bodoh.”
“Lo gak boleh biarin dia lagi, Sel! Udah keterlaluan banget!”
Hingga suara Keira mengalun membuat semua menoleh ke belakang. Terlihat Selina yang tengah berjalan disamping Keira dan Keira tengah marah-marah disampingnya itu sukses membuat kening Arghi berkerut heran. Semuanya juga.
“Baru balik udah marah-marah aja lo, Mbak,” ujar Galang ngeri ketika Keira mengebrak meja Arghi.
“Kasihan gue sama mejanya, pasti sakit,” sambung Gavin ngaco.
“Kenapa, Kei?” Erland akhirnya bertanya.
Keira melirik sebentar ke Erland, menghela napas kesal, duduk disamping Erland, setelah Selina duduk disamping Arghi.
Arghi akhirnya menyadari ada yang berbeda dari Selina. “Sel, kok lo basah gini?” tanyanya langsung.
“GUE TAHU!” teriak Justin semangat membuat semua menoleh padanya. “DIA SAMA SI KEIRA TERNYATA TADI KERAMAS DI TOILET! IYA KAN—ADUH!” Justin memekik kesakitan di akhir ketika pukulan melayang di kepalanya dari Keira.
“Dasar enggak guna,” ketus Keira membuat semua teman-temannya tertawa lepas.
“Sakit gila, Kei! Tega lo ya?! Kan gue cuman menyampaikan dugaan!” kesal Justin seraya mengusap kepalanya.