Secret

Janis Etania
Chapter #18

Chapter 17

"Keira, Arghi, kalian enggak papa gituin Aurel?"

"Buat apa lo mikirin orang kayak gitu? Gak penting," ketus Keira.

"Ya tapi-"

"Keira bener. Enggak usah pikirin," sela Arghi. Sekarang sudah pulang sekolah.

Sebenarnya Selina hendak mengatakan ini sejak tadi. Tapi tadi sudah masuk pelajaran dan dia hanya bisa menanyakannya sekarang. Untungnya guru-guru tak tahu atau mungkin ada yang tak peduli dengan kejadian itu.

"Nanti pasti Aurel makin dendam deh sama Keira. Terus nanti kamu bisa-bisa dibenci juga."

"Ya bagus. Itu yang gue mau," jawab Arghi yang tampak puas dengan kemungkinan itu.

"Gue bakal jaga Keira. Jadi, lo tenang aja. Gak usah khawatir," ujar Erland seraya merangkul Keira disampingnya sehingga Selina tidak memiliki pilihan lain selain diam dan tersenyum.

"Ngomong-ngomong, gue gak bisa antar lo hari ini. Gue ada acara keluarga, Paman gue ada yang nikah," ujar Arghi membuat Selina kembali menoleh padanya. "Nanti lo diantar Aydan aja."

"Beneran acara keluarga? Bukan mau berantem?" sarkas Selina langsung membuat suasana perlahan menjadi tegang. Tentu Selina masih mengingat kebohongan Arghi padanya saat itu.

"Gue enggak bohong kali ini," ujar Arghi langsung ke intinya.

"Ya udah, kalau gak bohong." Selina sebenarnya masih merasa ragu. Tapi memilih untuk percaya daripada berakhir dengan pertengkaran dan Arghi tahu itu. "Aku balik dulu sama Aydan kan? Yuk, Dan," ajak Selina langsung.

Dia berbalik, hendak pergi dan berjalan ke arah Aydan yang sudah naik motor tanpa basa-basi. Namun dia terkejut ketika Arghi memegang pergelangan tangannya dan menarik ke arahnya. Arghi menatapnya begitu serius sukses membuat Selina spontan menelan ludahnya.

"Nanti gue bakal foto ke lo pas udah sampai di acara pernikahannya," ucapnya.

Setelahnya Arghi melepas tangan Selina, berbalik dan naik ke motornya. Dia langsung pergi darisana, meninggalkan Selina yang masih mematung di tempatnya.

***

"Lo disini dulu ya. Gue coba cari bengkel dulu. Bengkel tempat biasanya tutup," ujar Aydan kepada Selina dan Selina hanya mengangguk.

Aydan tak menyangka dia akan sesial ini hari ini. Ditengah jalan motornya mendadak berhenti dan ternyata ban motornya kempes. Aydan ingat sudah lama dia tidak memompa angin. Ketika diperiksa tidak ada paku atau apapun, jadi sudah pasti ini kecerobohan Aydan sendiri, bukan rencana seseorang.

"Sebenarnya gue mau ngajak lo, tapi tempatnya jauh banget. Tapi gue bakal cepet balik, disini juga lumayan ramai."

"Iya, gue gak papa. Lo cari aja dulu."

"Oke. Lo tunggu sini. Ada apa-apa telepon gue langsung."

"Oke."

Aydan dengan segera berlari dan pergi darisana untuk mencari bengkel. Sedangkan Selina akhirnya berdiri dan menunggu di pinggir jalan raya yang cukup sepi. Dia juga memikirkan Arghi. "Haduh, tadi Arghi marah gak ya sama gue? Tadi keknya marah deh," gumamnya sendiri dengan wajah gelisah. "Tapi kan enggak sepenuhnya salah gue. Arghi bohong kemarin. Ya gue jadi gak percaya. Wajar kan?" tanyanya entah pada siapa.

"Hadu! Kenapa malah jadi begini sih? Gak seru kalau berantem sama Arghi! Baru juga baikan!" gerutunya kesal. Untungnya disini tidak ada yang duduk di dekatnya atau berjalan kaki. Kebanyakan orang naik motor atau mobil, jadi hanya melirik sebentar.

Brak!

Namun Selina terkejut ketika mendadak ada orang yang jatuh dari motor. "Eh, astaga!" ujarnya langsung. Segera berlari ke arah orang itu. "Astaga, enggak papa Mbak, Mas, Pak, Bu?" tanya Selina dengan panggilan beruntun karena dia tidak tahu siapa yang mengendarai. "Butuh saya panggil ambulans gak? Kok ini gak ada yang berhenti sih? Bantu kek," gerutu Selina setelahnya.

Lihat selengkapnya