"Sel!"
Arghi memanggil untuk kesekian kalinya karena Selina total mengabaikannya semenjak pertengkaran mereka. Selina tadi sempat bertukar tempat lagi dengan Erland. Erland hanya pasrah, walau sebenarnya menggerutu karena dia selalu terkena getah ketika mereka berdua bertengkar.
Sebenarnya sejak mereka belajar sampai sekarang, Arghi berusaha memanggil, mengikuti Selina kemana-mana. Selina awalnya berdiri untuk mengantar Keira yang pulang duluan bersama orang tuanya karena ada urusan keluarga. Tapi malah ditahan-tahan Arghi.
Dugaan teman-temannya memang tidak salah. Arghi tadi emosinya hanya sedang tidak stabil. Terlebih Arghi paling tidak suka diganggu sebenarnya ketika mengerjakan tugas, dia tidak suka ketika ada hal yang berjalan tidak sesuai dengan keinginannya. Tapi tadi Selina membuatnya mencoret lembarnya tadi. Walau tidak sengaja.
"Apaan sih? Ganggu banget. Gue mau pulang!" kesal Selina ketika Arghi menahan lengannya.
Arghi menghela napas. Melepaskan tangannya dari lengan Selina. "Sel, masalah tadi gue minta maaf."
"Lo tahu salah lo?"
"Hm, gue lupain makan gue."
"Selain itu?"
"Gue ngomong kasar dan bentak lo."
"Terus gue bakal langsung maafin lo?" tanyanya membuat Arghi harus sabar. "Udahlah. Gue mau pulang."
"Tunggu." Arghi memegang lengan Selina. Kembali menahannya membuat Selina menoleh dan berdecak kesal.
"Apa sih?!" tanyanya. Dia menepis tangan Arghi. Dia tidak akan setega dan menolak ajakan Arghi ini kalau tidak mengingat mereka bertengkar.
"Pulang sama gue ya?"
"Kenapa gue harus balik sama lo?"
"Gue mau jaga lo. Nanti lo kenapa-napa. Lo cewek, gue pacar lo, gue harus jaga lo."
"Gue bukan anak kecil, enggak harus lo jaga, apalagi ingetin kayak ingetin lo makan," sindirnya dan Arghi menyadari sindiran itu untuknya.
Arghi hari ini bisa dikatakan dia benar-benar malas berdebat, sejak pagi suasana hatinya tidak baik, tapi dia berusaha baik-baik saja. Tapi emosinya mudah naik.
"Gue juga enggak butuh lo ingetin makan. Lo yang mau," jawab Arghi membuat teman-temannya Arghi ada yang menepuk jidat, menghela napas, menggerutu.
"Si Gigi bener-bener," gumam Galang tak habis pikir.