Sebenarnya hari ini Arghi ingin mengantarkan Selina ke sekolah seperti biasa. Tapi tadi pagi sebelum berangkat, Jero menelepon dan mengatakan Selina hari ini ingin diantar oleh Jero saja. Arghi heran sebenarnya, tapi akhirnya mengiyakan saja. Mungkin mereka ingin melakukan sesuatu bersama untuk menghabiskan momen. Tapi sampai sekarang Selina belum sampai ke sekolah, padahal sudah ingin masuk bel, sudah menelepon Selina tapi tidak diangkat. Mengirimkan pesan ke Jero juga belum dibalas sampai sekarang.
"Belum dateng juga cewek lo, Ghi," ucap Galang, tapi Arghi tak merespon.
"Apa dia bolos?" tanya Justin.
"Iya tuh, bisa. Siapa tahu mau ngikutin jejak kita," sahut Gavin. "Lagian juga ini gak sekolah. Cuman bahas rencana mau gimana-gimana, lain sebagainya, jam sebelas atau dua belas juga pulang."
"Atau dia males ketemu sama Galang, jadi milih bolos aja," ucap Drake, ngaco membuat Galang menoleh padanya dengan tatapan kesal.
"Gak ada ye hubungannya sama gue," ucap Galang.
"Lo berantem sama dia, Ghi?" tanya Aydan.
Arghi mendongak sejenak dan menggeleng. "Atau lo melakukan sesuatu yang buat dia kesel cuman lo gak nyadar kali. Bisa aja dia mau sama Bang Jero biar enggak jalan sama lo," ucap Aydan. Bercanda sebenarnya dan Arghi tahu itu. Dia hanya berdecih.
"Eh, tapi bener loh kata Aydan. Bisa aja lo lakuin sesuatu yang buat Selina kesel, cuman lo gak nyadar," ucap Ravelino. "Contohnya elo gak peka, apa kek," sambungnya.
"Gue sebagai temen lo aja sering dibuat kesel sama lo," ucap Erland.
"Ya ampun, lo jujur banget, tapi bagus," ucap Alister. Kemudian keduanya ber-tos ria.
Arghi hanya diam, tidak merespon. Dia sekarang menjadi memikirkan perkataan Aydan dan Ravelino. Bisa saja itu terjadi. Arghi buru-buru mengambil ponselnya yang ada di saku celana panjang abu-abunya, kemudian membuka percakapannya dan Selina kemarin lewat chat. Bagi Arghi, semua tampak baik-baik saja kemarin, tapi setelah diselidiki lagi, Selina jawabannya memang lebih singkat dari biasanya. Padahal biasanya tidak.
Ada apa sebenarnya?
"Eh, Dan, ngomong-ngomong gue ada titipan nih," ucap Gavin membuat Aydan yang tengah membaca buku, mendongak, kemudian mengangkat sebelah alis. Gavin meletakkan kotak bekal di atas meja. "Nih, dari Queen. Katanya dia masak sarapan sendiri, khusus buat lo."
"Ambil aja, gue gak mau," tolak Aydan mentah-mentah, kemudian kembali membaca bukunya.
"Dih, serius lo? Kasihan tahu ini."
"Kalau gak mau, nanti gue tinggal buang."
"Anjir, sadis banget!" ucap Galang langsung. Galang mengambil kotak bekal yang ada di meja Aydan. "Ya udah, buat gue aja."
"Eh, Galang!" Gavin yang ingin menghentikan terlambat ketika Galang sudah memasukkan sandwich buatan Queen ke mulutnya dan memakannya.
"WAH ENAK BANGET!" ucap Galang, heboh. "Udahlah. Ini buat gue aja, mau yang masak buat gue juga boleh."
"Ya udah, ambil sana," ucap Aydan.
"Dianya yang enggak mau sama lo, Lang," ucap Alister, menusuk.
"Dih, bibir lo jahat banget."
"Kenyataan," jawab Alister puas.
"Eh, ayo semuanya duduk, kita mau mulai ngomongin rencana sekalian mau hias kelas nanti buat acara naik kelas." Hingga Pak Samsudin-wali kelas mereka datang membuat semua murid lekas duduk di tempat masing-masing. Galang buru-buru memasukkan kembali sandwichnya ke laci meja. "Oh ya, nanti kalau ada guru nanya siapa yang enggak hadir, jawab Selina ya," ucap Pak Samsudin membuat Arghi dan yang lainnya terkejut sekaligus heran.
"Selina tidak hadir, Pak?" tanya Arghi langsung karena Selina tidak memberitahu apapun tentang ini.
"Iya, izin, dia sakit. Katanya demam tinggi," jawab Pak Samsudin sukses membuat Arghi dan teman-temannya terkejut.
Jadi sejak kemarin memang Selina sudah sakit? Sekarang Arghi tahu kenapa Selina kemarin menjawab singkat dan kemungkinan besar alasan Selina tidak mau berangkat bersamanya karena tidak mau Arghi tahu dia sakit.
Kenapa Selina tidak memberitahu apapun padanya? Kenapa Selina berusaha menyembunyikannya?
***
Pulang sekolah, Arghi buru-buru langsung ke rumah Selina. Semenjak di kelas, dia benar-benar tidak fokus. Untung saja hari ini pulang cepat karena hanya membicarakan rencana dan menghias kelas, tidak memakan banyak waktu. Sebenarnya Keira dan yang lainnya ingin ikut, tapi hujan, Arghi akhirnya menawarkan agar dia saja yang pergi dan akan memberitahu keadaan Selina dan semua setuju.
"Bang," panggil Arghi seraya menekan bel yang ada disana.