Secret

Janis Etania
Chapter #46

Chapter 45

“Gak enak ye makanannya?” tanya Keira membuat Selina tersadar dari lamunannya. Dia menoleh, melihat Keira yang mengunyah lagi baksonya. “Yang buat baksonya masih Bang Ujang kok,” tambahnya.

Selina tersenyum tipis dan buru-buru mengangguk cepat. “Enak kok,” jawabnya.

“Oh, gue kira gak enak.”

“Enaklah! Aku suka banget bakso Bang Ujang.”

“Tapi dari kemarin dibeliin bakso malah gak habis. Makan dikit doang lagi di hari pertama insiden lo sama Arghi. Ini aja makan banyaknya ngelamun, sama baksonya malah dimainin doang.”

Selina menghela napas. Dia tidak bisa membantah hal itu. Dia meletakkan sendoknya. Jujur, dia tidak berselera makan. Selain masalah itu, dia juga khawatir sebenarnya dengan Arghi. Walau pria itu brengsek karena menyakiti hatinya, membohonginya, tapi Selina sialnya benar-benar mencintainya. Jadi, ketika melihat Jero memukul Arghi atau mendengar kabarnya, dia juga sedih, khawatir. Dia sampai pusing sendiri, sampai memutuskan untuk block kontak Arghi agar tidak kepikiran lebih.

Dia tidak mau membaca pesan apapun dari Arghi, lebih baik. Dia harus menghapus Arghi Pratama dari hidupnya. Dia harus melupakan Arghi. Walau sangat sulit. Arghi benar-benar nekad datang ke rumahnya dan terus berusaha menemuinya, berapa banyak luka di tubuh Arghi sekarang? Kenapa tidak berhenti saja?

“Males. Enggak ada napsu makan.” Akhirnya Selina jujur. “Padahal kan libur begini harusnya liburan.”

“Ya udah, liburan sana.”

“Dih, Bang Jero aja sampai sekarang masih kuliah. Aku udah mau masuk, dia baru libur. Mama juga kerja. Susah. Sebenarnya juga ada rencana lain juga aku, aku bakal liburan sama orang lain kalau emang Mama sama Bang Jero gak bisa liburan.”

“Liburan sama Arghi?” tanya Keira langsung.

Selina mengangguk. “Ya tapi udah enggak mungkin.”

“Iyalah. Kalau mau liburan, liburan aja sama gue.”

“Bukannya kamu katanya rencana liburan sama Erland?”

“Udah deh, enggak usah sebut!” kesal Keira. Masih bertengkar dengan Erland.

“Duh, lama banget berantemnya. Jangan berantem karena aku dong.” Selina jadi tidak enak.

“Gue juga gak suka dibohongin, Sel dan dia bohongin gue.”

“Tapi—”

“Udah. Makan aja. Lo gak papa kan di rumah sendiri? Habis ini bokap gue mau ngajak pergi soalnya,” sela Keira. Dia memang selalu menghindar setiap ada topik yang berhubungan dengan Erland.

“Gak papa. Udah sering juga,” jawabnya santai.

“Beneran ya?”

“Iya, beneran. Makan aja lah. Aku udah laper lagi, selera makan udah balik,” dustanya.

Selina kemudian kembali mengambil sendoknya dan memakan baksonya. Bakso dengan sambal banyak, sangat menggugah seleranya biasanya. Tapi sekarang, rasanya bakso dengan banyak sambal itu tidak menggodanya sama sekali.

***

Selina kembali ke kamar setelah mengantarkan Keira kedepan rumah, dijemput Papanya. Dia duduk di atas kasurnya. Sejak insiden itu, dia kurang tidur. Tapi ketika berusaha tidur, tidak bisa. Dia juga tidak merasa mengantuk sama sekali.

Lihat selengkapnya