Secret

Janis Etania
Chapter #51

Chapter 50

“Sel, tenang ya, Arghi bakal baik-baik aja kok.”

Selina hanya menangis, tidak merespon apapun ucapan Zaylnda yang berusaha menenangkannya. Sekarang mereka sedang di rumah sakit, setelah ambulance datang, buru-buru Arghi dibawa ke rumah sakit terdekat dan sedang diperiksa sekarang. Dia tidak berhenti menangis, khawatir sekali. Zaylnda cukup sulit menenangkan putrinya, selain itu, dia khawatir juga.

“M-Ma, tadi Arghi berdarah banyak banget. Tadi jatuhnya juga kenceng banget, dia beneran bakal baik-baik aja?” tanya Selina dengan pelukan semakin erat.

Zaylnda mengangguk cepat. “Iya, Sayang. Arghi kuat. Kamu kan pacarnya, kamu tahu itu. Arghi pasti bakal baik-baik aja,” ujar Zaylnda berusaha memberikan pengertian terbaik dan menenangkan Selina.

“Sel!”

Selina yang menangis menoleh, menemukan Alya yang memanggilnya bersama dengan Rian, Arga, dan Aluna. Tadi memang Selina menghubungi Aluna dan sekeluarga akhirnya kemari setelah Selina membagikan titik lokasi mereka.

Selina melepas pelukannya dengan Zaylnda, kemudian Zaylnda memegang kedua lengan Selina. “Sel, Arghi gimana? Gimana keadaannya?!” tanya Alya panik.

Alya memang sudah tahu semuanya. Jero tadi yang menjelaskan semuanya setelah mengambil ponsel Selina dari Selina sendiri. Aluna men-loudspeaker suaranya, jadi bisa terdengar satu keluarga di ruang tamu tadi. Tentu mereka terkejut.

Selina sendiri menoleh, napasnya masih tidak beraturan. “G-Gak tahu, Tante. Kita juga masih nunggu,” ucapnya membuat semua sontak khawatir.

“Ini semua karena lo!” sentak Aluna tiba-tiba membuat semua menoleh.

“Aluna!” tegas Rian, tapi Aluna tidak peduli. Dia menghampiri Selina, memegang lengannya membuat Selina terkejut. Cengkraman Aluna tidak main-main, tatapannya menunjukkan amarah yang terpancar jelas.

“Semua ini karena lo! Kalau aja Kak Arghi gak ngejar-ngejar lo, dia gak bakal gini! Kalau aja lo maafin Kak Arghi sejak awal, dia enggak akan kayak gini! Lo kenapa jadi cewek sok jual mahal banget?!” Aluna benar-benar marah.

“Heh, bibir dijaga!” kesal Jero.

“Kenyataan! Kak Arghi gak bakal gini kalau bukan karena Selina!”

“Kakak lo yang permainin perasaan Selina duluan! Kakak lo yang mau ngejar, Kakak lo juga yang ngejar padahal udah kita suruh pergi. Sekarang lo salahin Selina? Akar masalahnya itu dari kedua Kakak kembar lo!” bentak Jero, tak terima.

Aluna semakin marah. “Lo—”

“Aluna! Jaga kesopanan kamu!”

Aluna berhenti bicara ketika Rian menyelanya. Tatapan ayahnya begitu tegas dan tajam membuatnya tak bisa berbuat apapun. Alya juga menariknya menjauh dari jangkauan Jero yang tatapannya tajam sekali. Alya juga kesal sebenarnya dengan perlakuan Aluna yang tidak sopan, perkataan Jero benar. Lagi pula jika ada di posisi Selina, tentu saja tidak akan mudah memaafkan, Alya juga tidak mau bersama Arghi jika di posisi Selina. Tapi memang Aluna emosinya belum stabil.

Rian menghela napasnya. Kemudian dia melirik ke arah Selina yang menunduk, Zaylnda yang menenangkan, dan Jero yang kesal. “Maaf ya. Aluna memang emosinya masih belum stabil,” ucapnya.

“G-Gak papa, Om. Mungkin dia benar,” lirih Selina.

Lihat selengkapnya