Burung berkicau di pagi hari suasana hari ini mendukung sekali dengan perasaan Alvina saat ini. Hari ini ia sangan bersemangat sekali untuk pergi ke kampus, kali ini ia tidak ingin mencari Arana di kantin. Sesampainya Alvina di kampus ia pergi ke perpustakaan untuk membalikan buku yang ia pinjam 4 hari yang lalu. Selesai mengembalikkan buku itu, ia mencari buku lagi untuk di baca untuk refrensi tugas yang akan di kumpulkan minggu depan.
Memang Alvina ini anaknya seperti itu, kalau sudah sama tugas pasti selalu di kumpulkan tepat waktu dan gak pernah telat untuk kumpulinnya. Karena waktunya tidak cukup untuk membaca buku, ia pun meminjam 2-3 buku lagi untuk refrensi.
Selesai dari kampus ia langsung ke kelas, ternyata di kelas sudah ramai mahasiswa. Dan di sana juga ada sahabtanya Arana, sahabatnya langsung menanyakan Alvina kenapa ia tumben tidak menghampiri Arana di kantin.
“Baru keliatan nih, tumben dateng telat.”
“Iya ra, gue abis dari perpus nih biasa buat refrensi tugas yang di kumpulin minggu depan itu loh.”
“Oh iya gue udah sih baru sedikit gue kerjain.”
“Kerjain jangan lupa, dosen yang ini kan agak galak gitu.”
“Iya sih bener, kalau gue gak ngerjain bisa tamat riwayat gue nih.”
“Wahahaha, bener banget.”
“Eh vin, tuh ada kak Jonathan tuh. Kayaknya dia mau nyamperin lo deh.”
Di saat Alvina sedang asik ngobrol dengan Arana, tiba-tiba kak Jonathan datang untuk menghampiri Alvina.
“Apaan sih lo, gak mungkin lah.”
“Tuh kan bener, gue bilang juga apa.”
“Hai vina...”
“Hai kak, kenapa ya ?” tanya Alvina langsung tanpa basa-basi
“Bisa ngobrol sebentar di depan.”
“Hmmm, tapi dikit lagi mau masuk. Tapi sebentar aja ya kak.”
“Iya sebentar aja kok.”
Alvina dan Jonathan pun langsung ke depan ruangan. Sedangkan Arana hanya senyum-senyum saja melihat tingkah sahabtnya yang bingung seperti itu.
“Kenapa ya kak?”
“Bulan depan ada konser musik gitu di fakultas aku, kamu bisa kan datang sama sahabat kamu itu. Mau ajak temen yang lain juga gapapa kok.”
“Oh iya kak, aku nanyi datang kok. Udah kan itu aja? atau ada lagi kak”
“Minggu depan ada acara gak ?”
“Engga ada sih, kenapa emangnya kak ?”
“Aku mau ajak kamu nonton sama jalan-jalan aja gitu, bisa gak ?”
“Ohh, kakak ngajak ngedate gitu.” ucap Alvina spontan dan dengan senyumannya
“Hehehe, iya gitu jadi malu nih aku. Jadi gimana bisa gak ?” jawab Jonathan sambil menggaruk-garuk kepalanya
“Iya aku bisa kok. Udah kan, aku masuk dulu ya kak.”
“Iya vina...”
Alvina pun kembali ke bangkunya, Arana pun terus saja meledeki Alvina. Walaupun Alvina tau sebenarnya kak Jonathan itu sedang mencoba deketin dia, tetapi hatinya itu tidak bisa di bohongin. Kenapa makin kesini, Alvina dan perasaannya terhadap Alvin semakin dalam. Tapi ia berusah menepis agar tidak menyukainya lebih dari sekedar fans aja.
*#*
Kini Alvin sedang berada di taman sendirian, tumben sekali dia sendirian biasanya juga bertigaan sama teman-temannya itu.
Ia duduk di bawah pohon besar sambil mendengarkan musik di earphonenya. Seperti ada yang Alvin pikirin tetapi ia tidak mengerti apa yang dia pikirin. Ketika ia sedang menenangkan pikirannya, tiba-tiba Elsa datang menghampirinya langsung menggandeng tangannya Alvin. Alvin pun merasa tidak nyaman dan ia langsung menepis gandengan itu dari Elsa.
“Hai vin sendirian aja...” sapa Elsa sambil menggandeng tangan Alvin
Alvin tak menjawab ia pun langsung melepas secara kasar gandengan itu dari tangan Alvin.
“Aku temenin ya vin disini, biar gak sendirian banget.”
Alvin pun masih saja tak menjawab, ia pun melanjutkan untuk mendengarkan musiknya. Ia mengabaikan apa Elsa bicarakan, den membesarakan volume musiknya.
“Nanti kamu tampil lagi gak vin di cafe depan kampus ?”
Memang Elsa tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hati Alvin, cewek itu kalau sudah berada di dekat Alvin seperti tidak ada harga dirinya sama sekali. Ia akan berusaha terus untuk mendapakan hati Alvin dengan cara apapun itu. Sedangkan Alvin tidak peduli apa yang di lakukan Elsa.