Secret Admirer

Rassyah Raffana F
Chapter #8

"Haruskah aku egois?"

Keesokan harinya setelah ia jalan berdua dengan Jonathan, kini Alvina jadwalnya untuk latihan dengan Alvin. Sebenarnya Alvina males dan tidak bersemangat untuk latihan dengan Alvin, mau tidak mau ia harus latihan dengan Alvin.

Siang ini Alvina sudah siap untuk berangkat latihan dengan Alvin, tetapi abangnya Alvina curiga dengan adiknya. Karena hari ini Alvina tidak bersemangat sama sekali untuk pergi berlatih, tidak seperti biasanya yang selalu semangat kalau pergi berlatih biola.

Alvina meminta abangnya untuk mengantar dirinya berlatih hari ini, karena waktunya sudah puku 1 siang dan sudah mendesak sekali jadi ia meminta abangnya untuk mengantar dirinya ke rumah Alvin.

“Abang vina yang baik hati dan tidak sombong.” puji Alvina yang terlihat ada maunya

“Pasti ada maunya nih, tumben banget muji abang segala ya kan.”

“Hehehe, anterin ade dong bang. Soalnya udah telat banget nih bang.” pinta Alvina dengan ekspresi yang penuh keinginan

“Iya iya abang anterin deh.”

“Yeay, makasih abang.”

           Abangnya hanya membalas dengan senyuman dan gelengan kepalanya. Abangnya pun langsung mengeluarkan motor sportnya itu, kali ini ia tidak ingin mememakai mobil. Karena Alvina sudah telat sekali, notifikasi pesan dari Alvinpun sudah banyak sekali.

Kak Alvin

“Tumben lo lama banget.”

“Gue dari tadi nungguin lo nih.”

“Apa gue jemput lo aja ya ke rumah lo.”

“Udah jam 1 nih, kan kita janjiannya jam 12 kan.”

“Kalau lo gak bisa latihan bilang, jangan kek gini.”

Alvina

“Iya kak, maafin aku telat ya kak.”

Kak Alvin

“Yaudah cepetan kesini.”

Alvina

“Iya kak, ini aku lagi di jalan kok.”

*Read

           Alvinpun tidak membalas pesan Alvina lagi. Entah dia kesal karena menunggu terlalu lama, atau karena sudah males sekali menanggapinya.

__________

           Tidak menunggu waktu yang laa Alvina sudah sampai di rumah Alvin. Ia pun langsung meminta izin pada satpam rumah Alvinuntuk masuk ke dalam rumah.

“Alvina, nanti kalau misalnya minta jemput kabarin abang ya.” pinta abangnya

“Iya bang.”

“Jangan malem-malem ya pulangnya.”

“Iya abang......”

           Alvina pun langsung masuk ke rumah Alvin dengan rasa takut dan rasa bersalahny karena sudah telat datangnya. Ia pun langsung membuyikan bel rumah Alvin, setelah ia membunyikan 2-3 kali belnya. Keluarlah seorang pria berpakaian putih dengan celana pendeknya berwarna birunya dan dengan ekspresi kesalnya itu.

“Udah cepetan masuk....”

“Iya kak, maaf ya kak.”

“Sebagai tanda permintaan maaf, nanti selesai latihan lo temanin gue jalan-jalan kemana pun yang gue mau.” pinta Alvin

“Oke, itu aja kan? yang penting aku di maafin kakak.”

“Sejauh ini sih itu aja cukup, tapi aku minta 3 permintaan ya. Dan sisa 2 permintaan lagi, gimana?”

“Huhhh, oke fine....” jawab Alvina sambil membuang nafasnya secara kasar

“Okey deh, yuk kita lanjut latihan.”

“Oma mana kak ?” tanya Alvin

“Biasalah oma, lagi bikin kue di dapur. Samperin aja sana ke dapur, gue mau ambil biola dulu.” jawab Alvin

           Alvina pun menghampiri oma Alvin yang sedang buat kue di dapur. Alvina pun bersalaman dengan oma, kedatangan Alvina selalu buat oma senang sekali.

“Halo oma, bikin apa nih hari ini? sepertinya harum sekali wanginya.” sapa Alvina sambilmencium punggung tangan oma

“Halo sayang, hari ini oma buat cheese cake kesukaan Alvin.”

“Wah asik tuh oma, oh iya oma aku ke Alvin dulu ya.” izin Alvina yang ingin menghampiri Alvin di ruang tamu

“Iya sayang.”

           Alvina pun menghampiri Alvin yang sedang membersihkan biolanya di ruang tamu. Sambil menunggu Alvin membersihkan biolanya, Alvina menghafalkan melodi yang nanti mereka mainkan.

__________

           Setelah semuanya selesai menyiapkan diri untuk latihan. Mereka pun melnjutkan untuk langusung memaikan lagu yang mereka sudah pilih. Pada saat Alvina memainkan bagainnya, ia terlihat tidak fokus. Sampai pada akhirnya di pertengahan melodinya berhenti begitu saja.

“Kak aku lupa, aku gak bisa kak.” ucap Alvina dengan nada sedihnya

Alvina tidak fokus dikarenakan, ia memikirkan rasa sukanya dengan Alvin yang belum hilang sama sekali. Lalu ia memikirkan Alvin yang kini suka dengan sahabatnya sendiri, jadi membuat konsentrasinya pecah begitu saja. Sampai pada akhirnya ia meletakkan biola tersebut dan duduk di bangku sambil menutup matanya, ia tidak sadar air matanya sudah jatuh begitu saja. Ia sudah kuat denga rasa yang ia rasakan saat ini, rasanya ia ingin menyudahi semuanya. Ingin sekali rasanya Alvina egois dengan memikirkan perasaannya tanpa memikirkan perasaan siapa pun. Tetapi ia berfikir kembali, wanita yang Alvin sukai itu adalah sahabatnya sendiri.

Lihat selengkapnya