Keesokan harinya Alvina sudah berada dikampus, ia langsung ke kelas. Tidak ingin bertemu dengan Arana terlebih dahulu, ia masih merasakan sakit hati kalau melihat Arana. Egois memang, mau gimana lagi. Ia hanya ingin menetralkan perasaannya itu terhadap sahabatnya, ia tidak ingin berdebat dan berantem hebat dengan sahabatnya itu.
Arana pun datang menghampiri Alvina saat itu, tetapi Alvina langsung menghindari Arana. Arana pun bingung dengan sikap sahabatnya itu kenapa berubah sekali.
“Alvina, kok lo tumben banget sih gak samperin gue ke kantin ?” tanya Arana
Alvina tak menjawab, ia pun mengabaikan apa yang di tanyakan Arana pada dirinya. Ia pun langsung pindah tempat jauh dari Arana duduk. Sampai teman kampusnya yang ada di kelas pun bingung, yang biasanya mereka sangat dekta sekali. Tetapi kini malah saling jauh-jauhan, Alvina sih sebenarnya yang menghindari dari Arana.
“Arana, lo lagi kenapa sama Alvina. Tumben duduknya gak berdua, biasanya kan kalian berdua kayak prangko dan surat yang selalu menempel.” ucap salah satu mahasiswa
“Engga tau...” jawab Arana yang bingung
__________
Selesai mata kuliah pertama dan kedua, Alvina langsung pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan beberapa tugasnya. Pada saat ia sedang memilih buku yang ingin ia pinjam, Alvina dihampiri oleh Elsa dan kedua temannya itu.
“Halo Alvina, baru liat lagi nih gue.” sapa Elsa
“Kemana sahabat lo yang satu itu ?” tanya Laura
“Kakak mau apa sih kesini ?”
“Gue cuma ingin lo kerja sama gue, gue tau lo suka kan sama Alvin. Dan yang Alvin suka bukan lo tapi sahabat lo sendiri.” jelas Elsa yang entah tau dari mana kalau Alvin sukanya sama Arana
“Kakak tau dari siapa ?”
“Lo gak usah tanya gue tau dari siapa. Gue cuma mau lo kerja sama buat ambil hati Alvin dari Arana, itu kan yang lo mau supaya Alvin suka sama lo bukan sama sahabat lo itu.” jelas Elsa dengan ajakannya itu
“Apa sih kak engga.” ucap Alvina yang kini hendak ingin meninggalkan Elsa, tetepi ia dihalangi oleh kedua temannya Elsa
“Eitss, mau kemana lo ?” tanya kedua temannya Elsa
“Lo bisa pikir-pikir dulu kok vina.” bisik Elsa lalu mereka langsung meninggalkan Alvina
Alvina pun hanya terdiam disana, baru saja kemarin ia tenang tidak di hantui oleh Elsa dan kedua temannya itu. Dan kini ia datang secara tiba-tiba, yang ia bingung kenapa Elsa tau kalau Alvina ada di perpustakaan. Ia pun berusaha tidak peduli dan memikirkan hal yang macam-macam. Ia melanjutkan megerjakan tugasnya itu, tanpa harus memikirkan hal yang aneh-aneh.
________
Arana sedang berada di kantin sendirian, ia makan tidak tenang. Pikirannnya dihantui oleh Alvina, ia bertanya-tanya ada apa dengan Alvina. Tiba-tiba ada notifikasi pesan dari ponsel Arana. Arana pun hendak ingin membalas pesan tersebut, pada saat ia melihat notifikasinya ia kaget sekali ternyata Alvin yang mengirimnya pesan.
Alvin
“Arana....”
Arana
“Iya kak, Ada apa ya ?”
Alvin
“Nanti malam, gue bisa ketemu sama lo gak ?”
Arana pun bertanya-tanya, ada apa Alvin ingin bertemu dengannya. Tetapi ia berusaha untuk berfikir positif dan tida memikirkan hal yang aneh-aneh.
Arana
“Bisa ka, Jam berapa ya kak?”
Alvin
“Jam 7 an aja, Nanti gue sherelock aja tempatnya.”
*Read
Arana pun hanya membaca pesan terakhir dari Alvin tidak lagi dibalas. Ia pun hanya membalas pesannya secara singkat.
__________
Hari ini sudah pukul 4 sore Alvina tidak langsung pulang ke rumah, Ia pergi ke cafe dekat kampusnya. Alvina berniat untuk mengerjakan tugasnya disana sambil menghibur dirinya juga.
Sesampainya disana ia langsung memesan makanan dan minuman. Setelah memesan makanan, ia langsung menmpatkan tempat duduk yang dekat dengan kaca. Yang menurutnya lebih nyaman, karena bisa melihat keadaan di luar cafe tersebut.
Disana ia hanya mengerjakan tugas saja, sambil mendengarkan lagu yang membuatnya tenang dan fokus untuk ia dengarkan. Pada saat ia sedang fokus mengerjakan tugasnya, dari arah belakang ada yang menepuk punggungnya dari belakang. Ia pun langsung membuka earphonenya bersamaan dengan menggerakkan tubuhnya kebelakang, dan ternyata Alvin yang menepuk punggunya.
“Eh kak Alvin, kenapa ya kak ?”
“Gapapa, cuma mau sapa aja. Tumben sendiri, biasanya sama Arana.”