Secret Admirer

Rassyah Raffana F
Chapter #13

"Teror ?"

Tidak terasa sudah seminggu berlalu setelah acara ulang tahun Arana. Alvina hanya melakukan kegiatan seperti biasanya, kuliah, belajar, ngerjain tugas tidak ada yang spesial dalam kegiatannya. Dalam seminggu itu ia selalu berlatih memainkan lagu yang akan di tampilkannya untuk Minggu depan.

Sudah dua hari ini ia selalu mendapatkan pesan dengan nomer yang tidak ia kenal. Ketika ia membalas dan menanyakan kembali, malah tidak direspon atau pun mendapatkan pesan yang selalu berupa ancaman ringan. Tetapi Alvina meresponnya dengan santai dan tidak ada ketakutan sama sekali. Ia masih saja belum menceritakan kepada siapa pun termasuk Arana sahabatnya, menurutnya belum begitu kelewatan masih berada dibatas yang wajar.

__________

           Selesai mata kuliah pun ia tidak tertarik dengan ajakan Arana, Alvina lebih tertarik ke perpustakaan untuk membaca buku dan mengerjakan beberapa tugas kuliahnya yang jadwal pengumpulannya masih lama. Ya seperti itu dia, memang beda sekali dirinya dibandingkan dengan cewek-cewek lain. Ia selalu bergaya dengan hidup sederhana walaupun memang kedua orang tuanya memilki kekayaan yang lebih dari cukup, tetapi ia tidak ingin memperlihatkan kehidupannya yang bisa terbilang mewah itu.

           Sewaktu SMA pun ia selalu dibully dengan tampilan yang sangat sederhana dan selalu dibilang anak baesiswa, memang sekolahannya dulu itu berbasis internasional dan favorit sekali di Jakarta. Sampai sekarang pun teman-teman SMA nya itu tidak tau identitas asli Alvina seperti apa, yang tau hanya Arana saja. Arana termasuk teman yang memandang layaknya seorang manusia biasa yang tidak mempunyai banyak harta, Arana juga termasuk teman yang menerima apa adanya Alvina bukan Ada apanya.

__________

           Lagi-lagi dan lagi ia mendapatkan pesan itu, seakan-akan seorang yang mengirimnya pesan itu tau atas kegiatannya dan dimana dirinya berada. Alvina pun masih mengabaikan pesan yang tak dikenal itu, ia tidak peduli dan melanjutkan tugasnya.

           Sampai pada akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, ia merasa sangat lapar sekali dan membutuhkan asupan gizi yang cukup. Ia pun segera merapihkan barangnya yang bergeletak di meja perpustakaan yang ia tempati itu. Selesai merapihkan ia langsung keluar dari perpustakaan itu dan menuju cafe yang dekat dengan kampusnya itu seperti biasa.

__________

           Sampai di cafe tersebut Alvina langsung memesan minuman kesukaannya dan beberapa makanan yang dapat membuat dirinya kenyang.

           Beberapa menit ia sudah memesan ia langsung duduk di bangku paling depan yang dekat sekali dengan panggung mini cafe tersebut, posisinya ia membelakangi panggung tersebut. Lalu ia langsung meletakkan tasnya di samping bangkunya yang kosong itu, sehabis itu ia langsung melahap makanan yang ia pesan tadi.

__________

           Beberapa menit kemudian ia sudah menghabiskan makanannya, sekarang ia menghabiskan dessert yang ia pesan sambil memainkan ponselnya. Sehabis dari sana ia berniat pergi ke toko buku membeli beberapa buku untuk refrensi tugasnya dan juga beberapa buku novel.

           Pada saat ia sedang asik menikmati dessert nya, Alvina mendengar ada suara yang ia kenal sedang bernyanyi. Tetapi ia mengabaikan itu dan membiarkan ia menikmati makanannya dan melanjutkan bermain ponselnya.

           Selesai band tersebut bernyanyi, ada suara yang memanggil Alvina untuk ke panggung. Dan suara itu adalah Alvin, yang menyuruh dirinya untuk tampil bermain biola walaupun hanya panggung kecil saja, Alvina pun malu dan tidak percaya diri. Ia belum pernah naik panggung, tampil di depan keluarnya pun saja ia tidak percaya diri. Apalagi ini tampil di cafe dan orang yang melihatnya tidak ia kenal sama sekali.

“Halo semuanya, jadi disini gue mau kenalin tamu spesial gue yang gak kalah jagonya dari gue pada saat bermain biola. Dia juga temen gue di kampus.” ucap Alvin dengan microfon yang terdengar begitu keras.

           Banyak sekali pengunjung cafe tersebut yang penasaran dan bertanya-tanya siapa yang akan tampil bersama mereka. Tanpa basa-basi pun Alvin langsung memanggil nama Alvina, Alvina pun langsung kaget dan tidak percaya masa iya dia harus tampil disana.

“Ini dia kita perkenalkan Alvina, ia kan menampilkan sebuah lagu dengan alunan melodi biolanya.” ucap Alvin

           Lalu Alvin langsung menghampiri Alvina untuk membujuknya agar ia mau untuk tampil bersama bandnya.

“Alvina ayok ke panggung.”

“Aku gak bisa kak, nanti kalau salah gimana ?”

“Udah kamu bisa, atau pakai lagu yang kamu bisa aja. Nanti teman-teman kak bisa kok ikutin alunan melodi kamu nanti.” bujuknya sekali lagi

Dan pada akhirnya Alvina pun mau untuk menerima ajakan Alvin, ia pun langsung maju ke depan lalu Alvin pun langsung memberikan biola tersebut kepada Alvina.

Alvina pun langsung memainkan lagunya, ia membawakan lagu pertama kali ia mainkan pada saat di ruang musik saat itu. Masih sama seperti pertama kali ia mainkan di ruang musik itu rapih, melodi yang indah, dan membuat semua pengunjung disana terhipnotis dengan permainannya.

Selesai Alvina tampil ia hendak ingin ke tempat duduknya, tetapi tangannya di tahan oleh Alvin.

“Eh kenapa kak ?” tanyanya bingung

“Terimakasih udah mau tampil secara tiba-tiba, terus melodi yang lo mainkan itu sangat indah sekali tidak ada kesalahan sedikit pun.” puji Alvin

“Iya kak, tapi aku masih merasa tidak per- ” ucapannya terpotong begitu saja, ketika jari telunjuk Alvin secara spontan menyentuh bibir Alvina yang menyuruhnya diam untuk tidak berkata seperti itu

“Suttt, udah gak usah berkata seperti itu lagi ya. Nanti kita pulang bareng ya.” ucap Alvin yang mengajak Alvina pulang bareng

“Tapi kak....” jawab Alvina yang lagi-lagi ucapannya terpotong

“Gak ada tapi-tapian ya vina...”

“Iya kak iya...”

“Yaudah lo tunggu ya gue mau bawain satu lagu terakhir ya, abis itu kita langsung pulang.” pinta Alvin pada Alvina yang di balas dengan anggukkan kepalanya saja yang menyetujui permintaan Alvin itu.

           Alvina pun kembali ke bangkunya, baru saja ia duduk. Alvina langsung dapat pesan dari nomer yang tidak dikenal itu. Rasa penasarannya pun semakin menjadi, tetapi ia masih tidak ingin menceritakan hal ini terhadap siapa pun.

Unknown

“SANTAI MASIH AWAL PERMULAAN.”

“MAIN BIOLA BARENG SPARKLING BAND, KEREN JUGA LO...”

“JAUHIN ALVIN, LO GAK ADA APA-APANYA DIBANDINGKAN CEWEK LAIN YANG DEKAT DENGAN ALVIN.”

Lihat selengkapnya