Sepulangnya Alvin mengantar Alvina, ia selalu membayangkan Alvina mulu. Alvin pun bingung apa yang ia rasakan saat ini, perasaan apa yang di rasakan Alvin. Pikiran dan hatinya selalu bertanya-tanya, rasa khawatir Alvin terhadap Alvina pun membuat dirinya bingung. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan seperti itu terhadap cewek lain, tetapi lain hal dengan Alavina ia merasakan rasa yang sulit ia jelaskan.
Di kamarnya ia hanya membaringkan tubuhnya di atas kasurnya itu sambil menatap langit-langit kamarnya itu. Pikirannya bertanya-tanya tentang Alvina, ia pun bingung sekali tidak mengerti apa yang dia rasakan. Entah Alvin yang tidak peka terhadap perasaannya atau emang ia benar-benar tidak mengerti dengan perasaannya.
“Ada apa sih dengan gue ini, kenapa gue selalu mikirin Alvina mulu sih?” gumamnya
“Mana rasa suka dan tertarik lo vin terhadap Arana? secepat itu masa lo bisa hilang rasa suka sama cewe.” lanjut guma Alvin
Seketika Alvin melihat jam dinding yang ada di kamarnya, hari sudah semakin larut dan sekarang pukul 11 malam ia pun masih belum bisa tertidur. Ia memutuskan untuk memaksa matanya agar bisa tertutup, kalau tidak seperti itu ia besok akan telat masuk kampus.
__________
Keesokan harinya Alvin bangun jam 6 pagi, ia pun langsung siap-siap untuk pergi ke kampus. Alvin pun tidak lupa dengan janjinya pada Alvina, kalau ia akan menjemput Alvina jam 7 lewat.
Ia pun sudah siap, kini ia hanya berpakaian kaos berwarna abu-abu dengan celana jeansnya dan dipadukan dengan sepatu berwarna navy itu membuat dirinya tampak keren. Ia juga tida melupakan membawa hoodie berwarna hitamnya, yang akan ia pakai nanti dan menambahkan ketampanannya itu.
Alvin pun langusng ke meja makan, untuk sarapan terlebih dahulu. Di meja makan sudah ada omanya dan papanya di meja makan, Alvin pun terkejut dengan keberadaan papanya disana. Alvin pikir papanya masih ada di luar kota untuk mengerus pekerjaannya.
“Pagi cucu oma tersayang.” sapa omanya
“Loh, papa kapan datangnya kok Alvin gak tau ?” tanya Alvin bingung dan terkejut
“Hai sayang, jagoannya papayang sudah besar. Sini dulu dong peluk papa, masa gak kangen sih sama papamu ini.” ucap papanya
Alvin pun langsung memeluk papanya itu, ia selalu sayang sama papanya itu. Karena sekarang yang ia miliki hanya oma dan papanya itu, sedangkan mamanya sudah lebih dulu diambil. Ia sudah mengikhlaskan mamanya itu, Alvin tau kalau Tuhan lebih sayang sama mamanya.
“Papa sejak kapan pulang? kok gak kabarin Alvin sih pah ?”
“Papa pulang sekitar jam 2 malam, papa ke kamar kamu eh kamunya udah tidur pulas. Tidak tega papa bangunin kamu.”
“Ya ampun pah pantesan, papa nanti balik lagi atau stay disini ?”
“Tenang papa stay disini kok, papa kesana paling sebulan sekali atau 2 Minggu sekali.” jawab papanya
“Udah udah sarapan dulu, nanti kamu kesiangan Alvin. Sudah jam 7 kurung 20 menit tuh.” tegur omanya
“Seriusan oma, ya ampun Alvin sampai lupa.” ucap Alvin yang sambil melihat jam yang berada di tangannya
Alvin pun langusng mempercepat sarapannya, ia tidak ingin sampai telat untuk menjemput Alvina. Jadi ia hanya sarapan sedikit saja, Alvin berniat untuk mengajak Alvina untuk sarapan.
__________
Beberapa menit kemudian Alvin pun menyelesaikan sarapannya. Ia langusng berpamitan dengan papa dan omanya itu. Alvin langsung mengeluarkan mobilnya, belakangan ini ia hanya ingin menggunakan mobil saja. Alvin malas mengendarai motornya belakangan ini.
Setelah mengeluarkan mobilnya ia langsung berjalan ke rumah Alvina, Alvin tidak ingin membuat Alvina menunggu. Ia jalan dari rumah dari jam 7 pagi, agar sampai di rumah Alvina tidak mepet dengan jam kelasnya di kampus.
__________
Alvin pun sampai di rumah Alvina, ia berniat untuk langusng menghampiri Alvina langsung. Tetapi Alvina menyuruh dirinya untuk tunggu di mobil saja, dengan alasan ia tidak ingin menjadi bahan ocehan abangnya itu. Alvin pun menyetujui permintaan Alvina.
Beberapa menit di kabarin oleh Alvin, Alvina pun langsung datang menghampirinya. Alvin langusng menyuruh Alvina untuk masuk kedalam mobil, ia pun langsung mengajak Alvina untuk sarapan bareng.
“Lo udah sarapan belum ?” tanya Alvin
“Belum sih, emang kenapa ?”
“Sarapan dulu mau gak? gue tadi udah sarapan tapi baru sedikit jadi kayak kurang gitu.”
“Dasar perut karet, tapi udah jam 7 an sih. Makan bubur ayam yang deket dari kampus aja ya kak, biar nanti masuk kelasnya engga telat-telat banget gitu.” jawab Alvina
“Nah iya ada benarnya juga tuh.”
Mereka pun langsung melajukan mobilnya ke tukang bubur ayam dekat kampusnya itu. Tak ada pembicaraan yang di mulai dari Alvina, ingin Alvin memulainya duluan tetapi ia bingung topik apa yang ingin ia bahas.
Sampai pada akhirnya tidak ada satu pun dari mereka yang memulai pembicaraan. Sampai mereka sampai di tempat tujuan mereka, dan ternyata bubur ayam itu ramai sekali dengan pengunjung dan tidak ada tenpat untuk mereka makan. Alvin pun menyarankan untuk makan di mobil saja. Alvina pun menyetujui saran Alvin itu, Alvina yang memesan bubur ayamnya.
“Gimana kalau kita makannya di mobil aja ?”
“Boleh juga tuh kak. Yaudah aku yang pesen aja ya kak, aku yang teraktir kakak ya kali ini.”
“Engga ah, kan kakak yang ajak.”
“Sekali ini aja sebagai tanda ucapan terimakasih aku ke kakak karena kakak selalu baik sama aku, Please!” ucap Alvina sambil memohon
“Hmmm, yaudah.” jawab Alvin yang terpaksa untuk mengiyakan permohonan Alvina
Alvina pun langsung keluar mobil untuk memesan bubur. Akhirnya Alvina bisa traktir Alvin juga kali ini.