Sudah tiga hari setelah kepulangan Alvina dari rumah sakit, sampai sekarang pun sahabatnya itu belum ada kabar sama sekali. Alvina pun bingung, masa iya Arana sudah tidak peduli lagi terhadap dirinya.
Kini Alvina sedang berada di balkon kamarnya, sambil menatap langit pagi yang tampak cerah tetapi tidak dengan hatinya. Hatinya sangat sedih, bingung, dan gundah terhadap sahabatnya itu.
Semenjak tiga hari di rumah, Alvina belum main keluar lagi. Ia mencoba untuk izin pada mamanya yang kebetulan ada di rumah. Ia pun langsung menghampiri mamanya yang sedang masak itu.
“Mama, Alvina mau ke luar boleh gak jalan gitu ke mall atau ke toko buku juga gapapa.” ucap Alvina pintanya
“Engga boleh, kamu belum pulih banget.”
“Mah vina bosen banget di rumah, minta temenin abang deh atau kak Jonathan.” ucap Alvina yang masih berusaha membujuk dan meyakinkan mamanya agar di izinin
“Abang katanya pulang sore, mau ngerjain tugasnya dulu.” jawab mamanya
“Yaudah nanti aku minta temenin kak Jonathan aja ya mah, boleh ya nanti aku telpon kak Jonathan nya deh.”
“Hmmm, yaudah deh iya tapi mama gak mau kamu sampai malam ya.” ucap mamanya dengan keterpaksaan mengizinkan Alvina
“Yeay,iya mah.... Makasih mama cantik.” ucap Alvina sambil mencium pipi mamanya itu
Alvina pun langsung pergi ke kamarnya dan mengambil ponselnya, untuk meminta temenin Jonathan untuk pergi jalan-jalan kemana aja.
Kak Jonathan is calling.......
“Halo kak Jo...”
“Iya halo vina, ada apa tumben telpon ?”
“Nanti kakak pulang kampus jam berapa? ada acara gak sehabis pulang kampus ?”
“Jam 11 an sih baru selesai mata kuliah soalnya hari ini cuma sedikit mata kuliahnya, engga ada emang kenapa vina ?”
“Mau gak kakak temenin aku jalan gitu, ke mall atau ke toko buku. Soalnya aku bosen banget kak udah tiga hari gak keluar rumah.”
“Boleh boleh, tapi kamu udah izin mama belum ?”
“Udah kok kak, kakak bisa gak ?”
“Bisa Alvina, nanti pulang dari kampus langsung ke rumah kamu ya. Paling sekitar jam 12 an aja ya aku udah ada di sana vina.”
“Iya kak, oke deh siap aku tunggu ya. Terimakasih kak Jo....”
“Iya Alvina, jangan lupa minum obatnya kalau mau cepat sembuh.”
“Iya kakak...”
Setelah membalas ucapan Jonathan itu, Alvina langsung memutuskan sambungan telponnya itu. Karena sekarang baru pukul 8 pagi, Alvina hanya bermain dengan biolanya saja. Rasanya sudah lama sekali dia tidak bermain dengan biolanya itu, ketika ia ambil dan membuka biola itu seketika ia teringat akan hal tentang Alvin.
Alvina yang tadinya ingin memainkan biolanya, kini ia hanya duduk di pinggir kasurnya itu sambil memegang biola itu. Seketika dirinya teringat akan momen dimana Alvina dan Alvin bersama untuk latihan bersama dan memanfaatkan waktu berdua mereka. Saat itu Alvina menjadi perempuan yang paling bahagia sekali bisa dekat dengan idola di kampus dan pria terkenal itu. Awalnya hanya suka dan kagum selayaknya fans aja dan seiring berjalannya waktu rasa itu muncul ketika Alvina sering bersama Alvin pada saat latihan bareng itu dan mereka jadi bertemu hampir setiap hari.
Ia pun sampai kapan pun memori kebersamaan dengan Alvin pun tidak akan pernah lupa, Alvina akan selalu mengenang itu semua dan ia akan selalu simpan itu semua.
Pada saat Alvina sedang terdiam memegang biolanya, mamanya pun masuk kedalam kamarnya itu. Mamanya melihat Alvina yang sedang diam sambil menatap biolanya itu, ia pun langsung menghampiri anaknya itu.
“Sayang...” panggil mamanya yang langsung duduk disamping Alvina sambil merangkul Alvina
Alvina pun tersenyum dan langsung memeluk mamanya itu, antara ingin menangis tetapi ia juga bingung apa yang harus di tangisi. Tidak ada yang perlu di tangisi, ia berfikir ketika ia menangis semua akan terlihat sia-sia dan tidak berarti apa-apa.
“Mama tau rasanya seperti apa, menyukai seorang dan orang itu gak tau. Memang sakit rasanya, tetapi kita harus ikhlas ketika orang yang kita suka malah lebih menyukai orang lain. Karena mencinta dan menyayangi tidak harus memiliki bukan ?” jelas mamanya
“Iya mah benar juga...”
“Coba kamu untuk membuka hati untuk pria lain atau Jonathan mungkin, dia mama lihat sepertinya sayang banget sama kamu.”