Dua hari setelah Alvina melihat Arana dan Alvin sedang berdua dan terlihat dekat sekali. Hari ini Arana berkunjung ke rumah Alvina, tetapi Alvina meminta untuk tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa terlebih dahulu.
Kini Alvina sedang berada di dalam kamar, hari ini Alvina tidak berniat untuk keluar rumah atau kemana pun. Pada saat ia sedang membaca buku di kamar, tiba-tiba kamarnya ada yang ketuk-ketuk. Alvina pun langsung membuka pintunya, selepas di buka ternyata mamanya.
“Eh mama, kenapa mah ?”
“Ada Arana tuh di bawah mau ketemu kamu.”
“Bilang mah, aku lagi gak mau di ganggu dulu. Soalnya kepala aku pusing banget mah.” ucapa Alvina dengan alibinya itu
“Yaudah kamu istirahat aja ya.”
“Iya mah....”
Mamanya pun langsung menutup pintu kamarnya Alvina, sedangkan Alvina melanjutkan kegiatannya.
__________
Arana sedang menunggu Alvina datang untuk menemuinya, perasaannya campur aduk antara senang dan takut. Satu sisi dirinya merasa sangat bersalah sekali terhadap Alvina. Semenjak menceritakan semuanya pada Derrel, Arana sudah tidak menampakkan wajahnya untuk menjenguk Alvina. Dan sampai Alvina sadar pun baru sekarang dia menjenguknya.
Pada saat Arana sedang memainkan ponselnya, mamanya Alvina pun datang menemuinya dan memberitahu kalau Alvina lagi tidak enak badan. Perasaan Arana pun sedih ia benar-benar merasa bersalah.
“Ra, vina nya lagi tidak enak badan katanya.” ucap mamanya
“Oh yaudah tante makasih ya, kalau Alvina sudah tidak enak badan Arana kesini lagi deh.”
“Iya nak...”
“Arana pulang dulu ya tante...”
“Iya kamu hati-hati di jalan ya, salam buat mama sama papa kamu.”
“Iya tante makasih ya.” ucap Arana sambil mencium punggung tangan mamanya Alvina
Arana pun langsung meninggalkan rumah Alvina itu. Ia di jemput oleh Alvin, tanpa memerlukan waktu lama Alvin pun datang. Arana pun langsung masuk kedalam mobil Alvin, tanpa di sadar Alvina melihat Arana dari balkon kamarnya. Alvina pun menyadari mobil siapa yang menjemput Arana, ia pun hanya bisa tersenyum sedih melihatnya.
__________
Arana sudah ada di mobil Alvin, tanpa basa-basi Alvin menanyakan keadaan Alvina saat itu jua. Rasanya ia ingin sekali mengajak Alvina bertemu dan berbicara jujur tentang semuanya.
“Bagaimana kabar dia ?”
“Alvina tadi gak mau ketemu sama gue, kata mamanya dia lagi gak enak badan.”
“Tapi beneran kan dia udah sadar ?”
“Sudah hampir seminggu dia sadar.”
“Kok kak Derrel gak ngabarin gue sih ?”
“Sama kak apalgi gue sahabatnya, gue merasa gagal jadi sahabat baik dia. Padahal gue tau, cuma gue doang teman yang benar-benar dia percaya.”
“Udah ini bukan salah lo, ini semua juga bukan kemauan kita. Pokoknya gue mau ketemu sama Alvina, gue mau jelasin semuanya.”
“Jangan dalam waktu dekat ini, nanti aja dulu ketemuannya. Nanti yang ada kayak gue, dia malah gak mau ketemu dan gue gak mau buat dia drop cuma gara-gara tau apa yang terjadi pada saat dia koma.”
“Iya juga sih, sekarang lo langsung gue anter pulang aja ya ra.”
“Iya kak.”
Alvin pun langsung mengantar Arana pulang, ia juga ingin menangkan diri dan pikirannya. Alvin juga ingin mencoba ngomong dengan papanya agar pertunangannya dengan Arana di batalkan saja. Menurutnya ketika dua insan di paksakan untuk bersatu pasti akan ada salah satu pihak nantinya yang tersakiti, karena cinta dirasakan bukan untuk dipaksakan.
*#*
Sesampainya Alvin di rumah ia langsung pergi ke kamarnya, ketika dirinya hendak pergi ke kamarnya. Tiba-tiba omanya memanggil Alvin untuk duduk di samping omanya yang kini sedang berada di ruang tamu.
“Alvin, sini duduk di samping oma.” panggil omanya
“Iya oma ada apa oma ?”
“Oma cuma mau tanya, gimana kabar Alvina ?”