Secret Admirer

Rassyah Raffana F
Chapter #25

"Pilihan Alvin"

Keesokan harinya, Alvina berangkat ke kampus seperti biasanya. Ia berangkat ke kampus sendiri, karena abangnya itu masuk pagi. Sedangkan Alvina masuk siang sekitar jam 10 an, pada saat Alvina ingin berangkat ke kampus dan menunggu taxi online nya. Tiba-tiba ada Arana datang sendiri ke rumah Alvina saat itu juga, Alvina pun kaget sekali dengan kedatangan Arana disana.

“Aranaa...” ucap Alvina dengan ekspresi bingungnya itu

           Arana pun langsung memeluk Alvina sambil menangis. Alvina bingung ada apa tiba-tiba Arana datang kesini dan langsung memeluknya. Ia pun langsung menanyakan pada Arana ada apa ia datang kesini dan tiba-tiba langsung menangis.

“Ada apa ra ?” tanya Alvina sambil mencoba melepaskan pelukkannya itu

“Arana minta maaf ya sama Alvina, Arana belum bisa bahagiain Alvina. Arana gak pantes buat bersahabatan dengan Alvina, Arana jahat sama Alvina. Ketika Alvina sedang koma, Arana mana dekat dengan Alvin dan mempersiapkan pertunangan ini tanpa sepengetahuan Alvina. Arana benar-benar minta maaf ya sama Alvina.” jelas Arana yang sambil menangis

“Udah Arana, ini juga bukan kemauan lo kan. Gue udah menerima semua takdir gue kok ra, mungkin semesta tidak mengizinkan gue untuk bersama Alvin. Gue udah ikhlas dan gue udah menerima takdir dan kenyataan di kehidupan gue.” jelas Alvina

“Tapi ra gue bener-bener gak pantes buat jadi sahabat lo ra, terserah lo sekarang mau maafin gue apa vin. Gue emang gak pantes buat dijadiin sahabat lo.” ucap Arana dengan bergelinang air mata

“Suttt udah ra, gue udah maafin lo. Pokoknya lo akan tetap jadi sahabat gue ya.” ucap Alvina sambil menghapus air mata Arana dan memeluk Arana

“Gue sayang lo vin....” ucap Arana di pelukan Alvina

“Gue juga, yaudah yuk kita berangkat ke kampus. Nanti sore lo kan ada acara tuh, lo bakalan butuh waktu yang banyak untuk siap-siap kan.”

“Iya, yuk kita berangkat bareng ya.” 

“Iya yuk, tuh kan pas banget taxi yang gue pesen sampai, yuk naik ra.” ucap Alvina sambil membuka pintu lalu mereka pun naik ke taxi itu

“Aku ikhlas Arana, kamu akan tetap menjadi sahabatmu. Apapun kebahagiaanmu aku akan selalu bahagia, sekalipun itu akan merengut kebahagianku.” –ucap batin Alvina

           Mereka pun langsung memasuki mobil tersebut, lalu mobil yang mereka tumpangi langusng jalan menuju kampus mereka.

__________

           Sesampainya mereka disana, banyak sekali pasang mata yang melihat mereka disana. Ada yang heran, bingung, dan ada juga yang tidak suka ketika mereka berdua baikan dan dekat lagi. Tetapi mereka pun tidak peduli apa yang para mahasiswa katakan.

           Pada saat Arana sudah berjalan menuju ke kelas mereka, tiba-tiba tangannya Alvina di tahan oleh Alvin saat itu. Ia pun langsung melepaskan tangan Alvin yang memegang tangannya itu secara terpaksa.

“Ada apa sih kak ?” tanya Alvina to the point

“Nanti siang bisa ketemu aku di taman kampus gak? ada yang perlu aku sampaikan.” jawab Alvin dengan penuh pengharapann

“Gak tau deh.”

“Aku minta tolong banget sama kamu Alvina, sekali ini aja terakhir kali ini aja. Abis itu aku gak akan ganggu kamu lagi kok.” ucap Alvin yang sambil memohon sama Alvina

“Hmmm, yaudah iya...” ucap Alvina yang hendak ingin pergi dan tangannya langsung di raih oleh Alvin

“Terimakasih banyak ya Alvina...” ucap Alvin sambil menggenggam tangannya itu

           Alvina hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum tipis, lalu ia langsung melepaskan genggaman tangannya Alvin itu dan ia pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Alvin.

           Alvina pun masuk ke kelas untuk mengikuti mata kuliahnya hari ini. Mata kuliah hari ini Alvina hanya samoai jam 12 saja, sehabis itu ia akan bertemu Alvin lalu datang ke acara pertunangan Alvin.

*#*

           Kini jam sudah menunjukkan jam 12 siang, Alvina meminta izin Arana untuk duluan. Arana pun mengetahui permintaan sahabatnya itu dan ia juga mengiyakan permintaan Avina. Sedangkan Arana sepertinya ia akan langsung pulang dan menyiapkan rencananya pada dengan Jonathan. Jonathan, Giovano, Arana, Derrel, dan juga kedua orang tuanya sudah menyiapkan kejutan untuk Alvina dan Alvin itu. Kini Alvin memang sudah mengetahui rencana Arana itu, ia sangat menyetujui apa yang Arana rencanakan, sedangkan Alvina pun tidak tau apa yang Arana dan yang lain rencanakan.

           Alvin pun sudah menunggu Alvina sambil memainkan ponselnya, ia sudah merasa gelisah Alvin takut sekali Alvina tidak datang. Beberapa menit kemudian Alvina pun datang Alvin pun yang melihatnya tersenyum senang.

Lihat selengkapnya