Sesampainya di kampus, Delis yang sedari tadi kesal dengan jawaban bodyguardnya itu, langsung keluar dari mobil tanpa berkata apapun menuju ke kelas. Rokie hanya bisa melihat sambil melanjutkan laju mobilnya menuju parkiran untuk memarkirkan mobil majikannya itu dan segera bergegas menuju kelas untuk mengikuti mata kuliah pertamanya.
Sesampainya di kelas, terlihat Delis sedang asik berbicara di dalam kelas dengan dua teman dekat satu kelasnya yang bernama Reni dan Sita tanpa memperdulikan Rokie yang melintas di depannya menuju tempat duduk bagian belakang. Kemana-mana mereka selalu bertiga dan Rokie selalu berada di belakangnya mengekori untuk melakukan tugasnya menjadi bodyguard. Delis dan teman-temannya sering duduk di bangku tengah saat di kelas, sedangkan Rokie selalu di belakang agar lebih mudah mengawasi anak majikannya itu.
Selesai kelas Delis mengikuti ukm ( kegiatan mahasiswa ) cherrleders, disini Rokie tidak bisa mengawasi karena pada kegiatan ini hanya wanita yang di perkenankan mengikutinya dan Rokie hanya bisa menunggunya sampai selesai. Rokie biasa menunggu di perpustakaan dekat kampusnya sambil membaca buku novel. Karena Rokie hanya memiliki beberapa teman biasa, tidak memiliki teman dekat mungkin karena mereka pikir penampilan Rokie yang aneh berambut panjang, berkumis, dan berjenggot. Itu sebabnya Rokie lebih sering menghabiskan waktu di perpustakaan saat tidak ada kegiatan.
Rokie melanjutkan membaca buku novel yang belum selesai ia baca di perpustakaan. Rokie hanya suka membacanya di sana tanpa dibawanya pulang untuk di baca di apartemen. Karena terlalu banyak yang harus Rokie kerjakan setelah kegiatan di kampus. Waktu kosong Rokie hanya sabtu-minggu saat tidak ada jadwal perkuliahan dan malam hari selepasnya bekerja sambil kuliah.
Saat di perpustakaan Rokie sering bertemu dengan seorang wanita bernama Zahra seorang penulis buku novel yang selalu menyembunyikan bakatnya. Karena kehidupan yang ia jalani tak menjadi miliknya sepenuhnya. Zahra selalu menganggap dirinya tidak pantas untuk membuat suatu karya apa lagi menggapai mimpinya. Yang bisa dilakukannya hanya menulis novel buatannya sendiri tanpa mau memperlihatkan hasilnya pada orang lain.
Tak lama kemudian Zahra pun datang dengan membawa notes kuning dan makanan yang berada di dalam kotak kecil. Padahal tertulis jelas peraturan bahwasannya dilarang membawa makanan di dalam perpustakaan. Penjaga yang berjaga di perpustakaan itu sudah tau apa yang selalu di bawa Zahra, Tetapi tidak memperdulikannya karna selama ini Zahra tidak pernah membuat masalah di perpustakaan dengan makanan yang sering di bawanya itu.
" hallo Jack '' sapa Zahra kepada penjaga perpustakaan.
'' hallo cantik, tuh pangeran mu sudah menunggu. " Jawab Jack sambil menunjuk ke arah laki-laki yang sedang sibuk membaca novel.
" dia bukan pangeran dan dia tidak menunggu, dia hanya datang. " jawab Zahra dengan memandang ke arah laki-laki itu yang tak lain adalah Rokie.
'' suka suka kau lah " jawab Jack dengan meneruskan kembali pekerjaannya.
Zahra bergegas menghampiri Rokie, dia berdiri menyandar di antara rak-rak buku sambil tersenyum ke arah Rokie. Setelah itu menanyakan kelanjutan cerita dari novel yang di rekomendasikan Rokie kepadanya.
“ apa pemburu itu sudah menemukan buruannya ” ? tanya Zahra yang berada di dekat rak buku sambil memegang mie gelas makanan kesukaannya.
“ yahh, seekor kancil “ jawab Rokie sambil menyandar di kursi baca yang di sediakan oleh pihak perpustakaan.
“ apa dia akan menangkapnya “ ? tanya Zahra dengan penasaran.
“ tentu, buruannya hewan yang lincah dan cepat tidak bisa di remahkan ” jawab Rokie sambil mengusap jenggot yang tumbuh lebat di dagunya.
“ sepertinya sedikit menarik ” ucap Zahra sambil menurunkan sebelah alisnya.
“ mungkin “ jawab Rokie sambil tersenyum kecil.