SECRET CAVE

Rudie Chakil
Chapter #8

DIAN : Satu Hari Sebelum Seseorang Terluka

Bola matamu sempat melirik panel spidometer yang menunjukkan angka kecepatan 120 km/jam, sementara tapak kakimu terasa semangat menahan pedal gas supaya laju mobil tetap stabil di angka tersebut. Ruas jalan tol Jakarta-Cikampek terlihat begitu cerah di pagi menjelang siang. Indah terbujur panjang seiring laju putaran ban. Riuh perbincangan yang saling menyambar dari para gadis pun tak henti terdengar. Karena semua tahu, Niken tidak suka mendengarkan musik ketika berada di dalam mobil.

"Oh, ya, Vie ... masa tadi malam dia bilang, katanya mau ngajak cowok."

"Masa sih?"

"Ih, apa-apaan sih lo, Chel."

"Makanya itu, gue langsung bilang GAK BOLEH!"

"Gue bercanda doang, kali. Hahaha."

"Tapi, gue juga ada niat sih mau ngajak cowok."

"Yee, sama aja lo kalo kayak gitu."

Kamu hanya sesekali menyimak obrolan mereka. Bagimu itu bukan urusanmu. Itu urusan anak-anak muda.

Duduk di sampingmu seorang pemuda berperawakan seperti sekuriti perumahan yang baru magang. Panji. Kalian baru berkenalan tadi pagi sebelum berangkat. Dia sempat bercerita padamu, dirinya bertugas sebagai kameramen Silvie.

Ah, dia terus saja menguap sepanjang hari.

Kamu kemudian melirik ke spion tengah. Ada dua gadis cantik yang duduk santai di baris ke-dua mobil; Niken dan Silvie. Sedangkan di baris ke-tiga ada Rachel dan Veronika.

Semalam ketika mengantar Niken ke salon, kamu diminta untuk ikut, sebagai supir dan sebagai pengawal, tentunya.

Dasar, cewek. Makhluk paling ribet sedunia! Sejak tadi kamu berpikir seperti itu, bukan?

Sangat wajar, karena belum apa-apa, perdebatan mereka sudah terjadi pagi tadi, saat memilih kendaraan yang akan digunakan pada hari ini. Padahal semua pilihannya adalah mobil milik keluarga Niken. Mereka ingin bawa supercar sebanyak tiga unit. Niken pun ngotot agar kendaraan yang digunakan hanya satu, yaitu Jeep Wrangler Rubicon empat pintu yang kini kamu kendarai. Dan itu sesuai dengan saranmu. Biar bagaimanapun kamu dan Niken paling tahu mengenai kondisi jalan menuju vila.

Seperti biasa, momen-momen paling kamu sukai dari pekerjaan sekarang adalah ketika Niken memintamu mengantarnya berpariwisata ke luar kota. Hanya saja pada perjalanan kali ini, kamu tidak cuma berdua sama dia, atau sama anggota keluarganya yang lain. Kali ini kamu mengantar geng mereka ke vila di sebelah selatan Bandung —lebih tepatnya masuk wilayah Cianjur Selatan. Tujuan berupa vila pribadi milik keluarga. Kamu pernah beberapa kali mengantar Niken dan ayahnya ke sana, tetapi hanya sampai Kota Bandung saja. Selebihnya mereka naik helikopter.

Menjalani profesi sebagai supir pribadi, kamu tentu suka sekali menghabiskan waktu di jalan. Apalagi jarak tempuhnya cukup jauh. Malahan asyik, menurutmu. Ditambah lagi, biasanya, hanya berdua-duaan dengan perempuan muda yang cantik, kaya, dan sangat pengertian itu. Pastilah menjadi dambaan setiap laki-laki. Kasarnya, meski tanpa digaji, laki-laki normal dari segala kalangan pasti akan berkenan tunjuk tangan. Kamu pun merasakan demikian.

Namun lebih dari itu. Sebagai seorang pekerja, dirimu sudah berlaku profesional. Karena poinnya bukan semata tentang jalan-jalan bersama seorang perempuan muda. Kesenangan itu muncul justru karena setiap kali melakukan perjalanan selalu datang kejadian unik, aneh, dan menyenangkan. Semua karena ulah Niken.

Jadi, semenjak kamu ada di rumah mewah tempatmu bekerja sekarang, Niken tak pernah lagi berpergian jauh seorang diri. Kamu pasti jadi orang yang akan diajak olehnya, bahkan kamu memiliki porsi lebih besar apabila dibandingkan dengan keluarganya sendiri, atau dengan cowok-cowok yang dekat dengannya. Aneh. Gadis itu memang aneh. Sejak lama pikiranmu meraba hal tersebut. Bilamana gadis seusianya bucin pada kekasih mereka, Niken malahan sebaliknya. Sepenglihatanmu, dia sering mempermainkan laki-laki. Tidak pernah serius dalam berhubungan asmara.

Pernah pada satu waktu dia mengajakmu berkunjung ke destinasi wisata Guci, Kabupaten Tegal. Kejadian unik kala itu masih sangat detail kamu ingat. Dalam perjalanan, dia meminta kendaraan keluar pintu tol Cikopo, karena bosan lewat jalan tol Cipali, katanya. Dia ingin lewat jalan umum Pantura untuk melihat pemandangan berbeda.

Kamu jadi makin jelas mengingatnya. Saat itu dia duduk di kursi depan, kendaraan tengah melaju di wilayah Pamanukan, perbatasan antara Kabupaten Subang dan Indramayu. Kalian Dipantati oleh truk berwarna kuning gading dengan tulisan unik.

Kerja keraslah sampai orang lain melihat hasilmu dan beranggapan kalau kamu melakukan pesugihan. Niken membaca tulisan tersebut, sementara kamu tetap fokus mengemudikan kendaraan.

Lihat selengkapnya