Pukul tiga kurang sepuluh menit.beberapa menit setelah Naya berpamitan pulang.ada sedikit perasaan lega saat mengingat Naya pulang sebelum kedatangan guru lesnya.
"Apa sih yg sebenarnya aku pikirkan,memangnya kenapa jika Naya tau?toh guru les nyetir doang"Malika membatin.sesegera mungkin menetralisir perasaannya.mungkin juga perlu meng up grade pikiran bodohnya.
Deru mobil sedari tadi sudah menginterupsinya agar segera menitipkan Elsa ke tetangga sebelah.sepasang kakek nenek yg telah bersedia dititipi Elsa saat bundanya belajar mengemudi.Malika mengenalnya sebagai kakek Tofa dan nenek Ida.mereka hanya tinggal berdua saja.ketiga anaknya merantau keluar kota.kesemuanya adalah seorang abdi negara,pengusaha dan chef.setidaknya begitu yg diketahui Malika setelah empat tahun bertetangga dengan mereka.sesekali dalam beberapa bulan,salah satu anak mereka akan berkunjung.pensiunan guru negri itu sangat senang saat dititipi Elsa.Elsa pun sudah sangat mengenal mereka dengan baik.
"Maaf mbak"Hanif menginterupsi Malika sambil memegang kemudi yg dipegang Malika.kendaraan yg mereka kendarai terlalu ke arah tengah jalan.jadi,Hanif berusaha menepikan sambil memegang stir yg juga dipegang Malika.
Malika sebelumnya sudah pernah diajari Irgi caranya mengemudi.hanya belum terlalu mahir untuk melajukan kendaraan sendiri ke jalan raya.
Tanpa sengaja tangan Hanif bersentuhan dengan tangan Malika.Satu hal yg disadari Malika,Hanif berkeringat dingin.grogi kah? Harusnya dia yg merasa grogi.eh,kenapa juga dia harus grogi?pikiran Malika ngawur(lagi)
"Maaf mbak,saya grogi" ucap Hanif menjawab pertanyaan dibenaknya.
"Memangnya saya begitu menakutkannya sampai kamu grogi?"
"Bukan,bukan itu" Jawab Hanif merasa gak enak hati