"Bun,hari ini ada les?"tanya Irgi.Kebetulan hari ini adalah hari libur,Irgi menghabiskan waktunya untuk keluarga tercinta,harusnya sih.
"Enggak Yah,kenapa?"
"Bagus deh,tar aku ada urusan sama temen,urusan kerjaan.Rumahnya deket pusat perbelanjaan yg sering kamu kunjungi itu"jelas Irgi
"Terus?"
"Nanti supirin ya,soalnya capek banget kalo nyetir sendiri.lagian nanti kamu bisa belanja atau main main di mall kan"tawar Irgi
"Bagi duit kalo gitu Yah"ucap Malika setelah menghela nafas.Hari ini niatnya pengen santuy aja di rumah bareng pak suami,yang menurut Naya udah mirip bang Toyib saking jarangnya di rumah.
"Isi Atm kamu sudah habis emangnya?"
"Tinggal dikit,kemaren buat bayar sekolah sama buat keperluan rumah,bayar listrik,air...."belum juga selesai menyelesaikan kalimatnya,Irgi menyela ucapan Malika.
"Ambil Atm aku di dompet,atas meja dekat kunci mobil"
Irgi tidak pernah perhitungan soal uang kepada istrinya,gak pernah mempertanyakan seberapa banyak uang yg dia habiskan tiap bulannya atau untuk apa saja.Kadang dia juga yg suka belanja keperluan rumah buat istrinya,seperti sembako, cemilan,perlengkapan mandi bahkan kosmetik sang istri.Dia memahami kalo istrinya akan sangat sulit berbelanja kebutuhan rumah,Malika tidak bisa mengendarai motor,kalaupun naik angkot,harus jalan kaki lumayan ke arah depan gang, sementara sang suami jarang sekali di rumah jadi gak bisa nganterin Malika buat belanja.Jadi,untuk urusan perbelanjaan sudah tentu jadi urusan Irgi sampai nanti Malika mahir mengendarai mobil dan bisa bepergian sesukanya gak melulu di rumah saja.Satu satunya keahlian Malika dalam berbelanja adalah belanja onlen.Dan satu satunya hal yg lupa Irgi berikan untuk Malika adalah perhatian.Malika tipe wanita mandiri sedari muda,yang tidak suka bergantung pada orang lain.Sosok yang begitu tangguh,meski begitu dia juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang,bukan melulu materi yang memang lebih dari cukup yang selama ini Irgi berikan.
***
Malika menurunkan Irgi di depan sebuah rumah yang menjadi tujuannya.
"Cara nyetir kamu udah beneran kali ini Bun.Les nyetirnya masih,sama Hanif?".
"Masih ada jatah dua kali pertemuan kayaknya Yah"Irgi menanggapi ucapan Malika dengan anggukan kecil.Irgi tidak pernah terlalu memantau istrinya saat berlatih dengan Hanif.Entah karena rasa percayanya terhadap Mereka atau rasa ketidak peduliannya.Malika tidak pernah tau dan tidak mau ambil pusing.
"Kamu jalan jalan dulu sama Elsa ya.tuh,mall nya dekat sini.Nanti kalo udah kelar urusan aku wasap"ujar Irgi.
Malika meluncur ke pusat perbelanjaan dengan malas malasan karna gak ada temen buat jalan.Ada sih si Elsa tapi tetep aja gak semenarik kalo ada temen ngobrol.
Malika mengambil hand phone di dompetnya,mencari aplikasi wasap lalu mencoba menghubungi Naya untuk membunuh rasa bosannya.
"Aku lagi ngemall,nyusul dong"bunyi wasap itu.begitu terkirim baru disadarinya kalo si penerima bukanlah Naya melainkan Hanif.Bahkan jempol dan henponnya menghianatinya,atau mungkin sebenarnya memang itu yang dia inginkan.Buru buru dia ingin menghapus isi pesan itu,namun baru sedetik terkirim pesan itu sudah terbaca dan detik kemudian mengetik sebuah balasan.
"Tunggu sepuluh menit"begitu bunyi balasan wasapnya.degh!padahal tadi niatnya mau nge delete tuh pesan tapi keburu dibalesin,mau bilang kalo salah chat,tuh anak udah left dari room chat.Bodo amat dah,penting ada yang nemenin,pikir Malika.