Semakin hari intensitas pertemuan Malika dan Hanif menjadi terlalu sering terjadi bahkan setelah urusan les mengeles mengemudi yang telah lama khatam.Seperti hari ini,setelah Elsa pulang sekolah,Malika buru buru mengendarai mobilnya menuju kafe "Orange" kafe kekinian yang lagi booming di media sosial akhir akhir ini.
"Mau kemana Mal?"Naya rada jengah dengan perubahan sikap Malika yang terlihat sedikit mencurigakan belakangan ini.Semacam ada hal yang dia sembunyikan,tepatnya ada hal yang tidak ingin orang tau tentang dirinya,sesuatu yang ingin dia bagi kepada orang lain tapi gak bisa dia lakukan,tentang perasaanya.Orang lain mungkin tidak menyadarinya,sorot mata Malika memancarkan kebahagiaan tersembunyi menurut kaca mata Naya.
"Ada urusan"jawab Malika singkat
"Kencan lagi?"selidik Naya.mendadak Malika ingat tentang kejadian menyebut nama Hanif di chat terakhir mereka kala itu.Setelah itu mereka tidak saling berbalas chat lagi,jadi seperti ada pembicaraan yang belum kelar di antara keduanya.Tentang seorang bernama Hanif.
"Sama Hanif lagi?"Naya mengucap nama Hanif sambil berbisik,gak enak kalo di dengar Mama mama lain yg berlalu lalang menuju parkiran.You know lah,mulut emak emak itu bisa sangat berbisa dan berbahaya.
"Enggak Nay"Bohong Malika.Seperti dugaannya,Naya masih belum ingin melepas pembahasan soal Hanif.
"Ooh...."jawab Naya.Malika menyadari ada nada ketidak percayaan pada nada ucapan Naya.Tapi rasanya kurang pas kalo saat ini membahas tentang hal ini,atau mungkin tidak akan pernah mengungkapkan pada Naya.Cerita yang seharusnya memang
tidak pernah ada.
Malika masih memikirkan obrolan singkatnya dengan Naya.Dari lingkaran pertemanan yang terbatas,iya terbatas antara dia,Naya,Tiyur,dan Karina(temen terdekat yang di miliki Malika saat ini.Maklum,dia baru empat tahun pindah di kawasan ini jadi belum banyak teman yang di miliki,kalo sekedar kenalan mungkin sudah banyak sekali)sepertinya hanya Naya yang setingkat lebih dekat ketimbang lainnya,satu satunya teman chat terkonyol tepatnya.
****
"Hai"sapa Hanif begitu Malika memasuki kawasan kafe.ada senyuman kecil di tengah kegalauan batinnya.Mereka sedang berperang dengan hati dan pikiran masing masing.Malika membalas senyuman kecil Hanif,senyuman yang tak sampai matanya,ada beban berat yang mengganjal di hatinya,tentang obrolan dengan Naya dan tentang sesuatu yang coba dia ingkari di hatinya namun diam diam di nikmatinya.
Seperti biasa,Elsa lebih memilih menempel dengan si Om yang telaten sekali dengan bocah kecil yang belum genap lima tahun itu.
Tidak ada alasan bagi mereka untuk bertemu lagi setelah Malika mahir mengendarai mobil.Dengan alasan ingin segelas es kekinian mereka bertemu di tempat ini,padahal bisa saja Malika mengajak temen lainnya seperti Naya,Tiyur ataupun Karina,tapi rasanya akan beda saat yang menemaninya adalah Hanif.Ibu satu anak itu mulai kecanduan virus Hanif di hidupnya.Tiada hari tanpa berbalas wasapan dengan Hanif,terutama saat malam menjelang,saat sepi begitu menyelimuti untuk di telan sendirian,ada Hanif yang selalu menemani hari harinya,belum lagi hadiah hadiah kecil yang selalu Hanif berikan untuknya,bukan karena Malika tidak mampu membeli barang itu sendiri,uang yang diberikan Irgi lebih dari cukup baginya untuk berfoya foya,tapi perhatian yang selalu diberikan Hanif memberi nilai lebih pada pertemanan mereka.Friend with benefit,tapi Malika tidak ingat dan memang tidak memberikan apa apa untuk Hanif,sejauh ini Haniflah yang dengan suka rela memberikannya perhatian berlebih juga aneka printilan barang barang yang branded kepadanya yang terlalu sayang untuk di tolak.
Selesai ngafe mereka melanjutkan perjalanan ke arah pantai.Tiba tiba Malika ingin merasakan udara sejuk pantai yang telah lama sekali rasanya tidak dia hirup dan Hanif suka rela menemaninya.Perjalanan ke pantai cukup memakan waktu hingga lagi lagi Elsa tertidur pulas di dalam mobil,kali ini dipangkuan sang Bunda.Mobil Malika di parkir di sebuah Pom bensin dekat kafe Orange,iya di parkir begitu saja karena memang di sana tidak ada jasa penitipan mobil.Saat ini yang dia tumpangi adalah mobil Hanif karena gak asik juga pergi ke pantai sambil konvoi mobil bukan?.Sudah sering mereka janji bertemu dan mobil Malika selalu di taruh di Pom bensin dan berganti mengendarai mobil Hanif.Pegawai Pom mungkin hanya berfikir heran setiap kali mobil Malika nangkring di tempat kerjanya dan tak pernah menegurnya karna memang tidak ada larangan parkir di tempat itu.
"Ada yang ingin aku katakan sama kamu Mal"Hanif memulai obrolan.