Malika dan Igi menikah karena kesepakatan,kesepakatan untuk saling membuka diri,hati dan hidup mereka masing masing.Mereka pasangan yang sama sama di tinggal menikah oleh pasangan masing masing,tapi mereka menikah bukan karena itu,mereka memutuskan menikah karena merasa sudah menemukan pasangan yang tepat untuk menjajaki bahtera rumah tangga.Mereka baru mengetahui kondisi mereka yang pernah sama sama di tinggalkan setelah melalui masa penjajakan yang lumayan panjang.
Malika gadis yang cantik dan kecantikannya masih utuh bahkan setelah menyandang status ibu beranak satu itu.Semasa kuliah,banyak sekali mahasiswa yang menaruh hati padanya,bahkan kakak senior yang terang terangan mengakui dirinya sebagai pasangan padahal Malika sama sekali tidak menganggapnya seperti itu,ada juga teman satu angkatan yang tergila gila padanya atau teman satu kelasnya yang memberikannya perhatian lebih.Dari kesemuannya yang paling mendekati kata sempurna untuk penyempurna hidupnya hanyalah Irgi,cowok beda fakultas yang tiba tiba suka sekali mencoba mencuri perhatiannya,yang mulanya tidak di gubris sama sekali.Waktu itu hatinya masih terlalu di liputi oleh kepergian Riko yang telah memilih menikahi gadis lain ketimbang menunggu kesiapan Malika untuk menikah.Hatinya baru patah,dan dia butuh waktu yang sangat lama sebenarnya sampai membuka hatinya lagi dan memilih Irgi pada akhirnya.Bagi Irgi pun,Malika merupakan gadis terbaik yang akan mampu mengisi hari harinya sekaligus menepis bayangan Gea,sang kekasih yang terpaksa menikah karena perjodohan kedua orang tuanya.Perjodohan yang di latari harta dan kasta,orang tua Gea tidak setuju jika Gea bersama Irgi,sang mahasiswa yang masih pengangguran,sementara ada calon mantu ideal dari keluarga berada dan seorang abdi negara pula,semakin menambah nilai plus di mata orang tua Gea.
Semua berjalan dengan lancar,usai lulus kuliah Irgi mendapat pekerjaan yang lumayan bonafit,sementara itu Malika masih harus menyelesaikan pendidikannya.Mereka menikah dua tahun setelah Malika lulus kuliah dan telah bekerja juga.
Menjadi ibu rumah tangga biasa membuatnya sedikit terbebani.Irgi memintanya berhenti bekerja apalagi saat itu kondisinya sedang hamil,kedua orang tuanya pun lebih setuju kalau Malika menjadi ibu rumah tangga biasa dan mengabdi sepenuhnya untuk keluarga.Meski awalnya susah tapi Malika mencoba berdamai dengan situasinya.Sedikit sedih jika mengingat masa masa kuliahnya yang berat dan penuh pengorbanan yang pada akhirnya dia korbankan demi menjadi ibu rumah tangga biasa.
Semuanya berjalan sangat baik.Mereka benar benar sebuah keluarga kecil yang bahagia.Begitu Elsa hadir ditengah tengah mereka,kebahagiaan semakin menyelimuti keluarga kecil itu.Hingga pada suatu saat sikap Irgi yang begitu kentara perubahannya mengawali kegoyahan rumah mereka.
Tiba tiba Irgi lebih protektif dengan telpon genggamnya,kemana mana selalu di bawanya,hape selalu di non aktifkan saat dia masuk kamar mandi,layar mulai berpola.Semuanya aneh se aneh sikapnya yang jelas sekali ada yang dia coba sembunyikan.Dia selalu takut jika hape ada di tangan Malika dan sikap itu semakin meruncingkan kecurigaan Malika.
Elsa yang waktu itu masih umur setahunan tiba tiba meronta ronta meminta hand phone sang ayah,dia mulai kecanduan liat video anak anak dari hand phone sang ayah.Tangisannya begitu kencang dan sulit di diamkan sehingga Ayahnya merelakan hapenya ke genggaman sang anak.Elsa asik melihat video itu sendirian di ruangan tamu yang masih dapat di jangkau oleh penglihatan sang ayah yang tengah mencuci sepeda motornya,sementara Malika sibuk dengan urusan perdapuran.
Malika merasa rumah begitu sunyi tanpa suara Elsa,dia mulai menghawatirkan Elsa maka dia meninggalkan dapur dan menghampiri Elsa yang ternyata tengah asik dengan telepon genggam sang ayah yang belakangan menjadi barang paling berharga bagi Irgi.Sejenak Malika menghampiri Elsa yang sedang menikmati video anak sambil nyanyi nyanyi memakai bahasa bayinya,Malika malah ikut terbawa suasana ikut menonton video anak itu.
Sebuah notifikasi wasap melintas di layar hand phone.Nama kontaknya saja sudah membuat degup jantung Malika melaju lima kali lipat dari degupan normalnya.