Malika meletakkan hand phonenya di atas meja dengan sedikit lunglai,hembusan nafas berat menandai betapa beratnya beban yang di tanggungnya.Berhari hari mendengar ocehan,nyinyiran bahkan julidan Naya tentang hubungannya dengan Hanif yang harus segera dia akhiri dengan tempo sesingkat singkatnya,belum lagi segala hujatan dan berbagai ancaman melalui mulut jahat Naya yang menusuk relung hati terdalam Malika.Akhirnya hari ini dia putuskan untuk menutup akses dirinya dengan Hanif,entah di dunia maya maupun di dunia nyata.
Bukan,bukan itu yang menyebabkan dia mengakhiri hubungan pelik dirinya dengan Hanif,tapi memang atas inisiatif sendiri,dan ucapan jahat Naya ikut ambil adil dalam pengambilan keputusan itu,hanya sedikit mempengaruhi pengambilan keputusannya selebihnya hanyalah ucapan menohok yang gak kira kira yang di lontarkan Naya.
Malika memblokir nomor Hanif setelah memberi tahunya tentang tindakan pemutusan sepihaknya dengan Hanif via onlene,sepertinya hatinya tidak sanggup memutuskan hubungan tak berstatus itu secara offline.Kesepakatan itu berjalan sedikit alot,Hanif tentu saja tidak ingin pergi dari Malika begitu saja.Baginya,Malika adalah tempat ternyaman yang pernah dia miliki meski tidak secara harfiah.
Siang ini dia sungguh tidak bersemangat menunggui Elsa di taman kanak kanak,belakangan ini memang lagi ngetren istilah mama mama cantik antar anak di sekolah.Makanya banyak sekali ibu ibu yang bercengkrama,ngobrol,becanda maupun ghibah di area lain ruang kelas anak.Tapi Malika malas bergabung dengan mereka,terlebih carut marut batinnya tak mampu dia tahan.
Sejak kemarin tak ada lagi pesan pesan penyemangat harinya dari Hanif.Tiba tiba hidupnya jadi hampa begitu saja.Tak tampak Naya sang sahabat di antara para mama muda itu,Naya mulai jarang menunggu anaknya di sekolah,Tiyur lagi sibuk sibuknya dengan toko kelontong barunya,Karina?entah kenapa Erina,sang anak hobi sekali membolos.Keabsenan sahabat sahabatnya semakin membuat suram harinya.
***
Malika mengendarai mobilnya dengan perlahan,sebuah mobil tiba tiba datang menghadangnya yang membuatnya sangat kaget dan mengerem secara mendadak,untungnya dia selalu mengendarai mobilnya dengan pelan jadi saat ada hal seperti ini bisa meminimalis timbulnya kecelakaan.
"Astaga......"ucap Malika geram begitu sang pemilik mobil yang menghadangnya keluar dari mobil.
"Kamu apa apan sih!mau bikin aku celaka!"marah Malika begitu turun dari mobilnya.Sesuatu yang hampir tidak pernah dia lakukan sebelumnya,marah.
Lelaki itu hanya terdiam lalu mengambil alih kunci mobil malika dan memarkirkannya di tepian jalan.Dia sama sekali tidak menghiraukan kemarahan Malika.Lelaki itu,Hanif meminta Malika untuk masuk ke mobilnya,kunci mobil malika masih dalam genggamannya.Kali ini Malika sendirian,jadi dia bisa sedikit drama karena Elsa tidak bersamanya.Elsa sedang asik bermain di rumah kakek Tofa saat dirinya akan beranjak ke mini market dan Elsa sama sekali tidak tertarik ikut sang Bunda.
Dengan ogah ogahan Malika masuk ke mobil Hanif.
"Mau kamu apa sih Han!"seru Malika.
Hanif menyodorkan sebuah kado berpita merah muda ke tangan Malika.
"Ini apa?"tanya Malika.
"Kado perpisahan"jawabnya singkat.
Malika tidak mengerti kenapa harus se drama ini untuk sebuah kado perpisahan.Inilah kenapa dia memilih untuk mengucapkan perpisahan lewat hand phone dari pada harus bertemu langsung.Hatinya tidak sanggup menerima kenyataan tapi logikanya menentang keras akan hal itu.