Salsa gadis sederhana yang cukup cantik, pengertian dan tentu saja baik.Tapi di mata Hanif, Salsa masih kurang imut penampakannya di bandingkan Malika, meskipun Malika jauh lebih berumur dari gadis itu tapi Malika memiliki bodi mungil yang membuatnya terlihat jauh lebih muda dari umur aslinya, sedangkan Salsa itu bodinya bongsor gak ada imut imutnya kalo di banding dengan bodi Malika yang mungil, meski begitu dia cantik dengan kriterianya sendiri.Dia bahkan sebenarnya tidak kalah cantik dari Malika.Gak ada yang salah sama sekali dari penampilan maupun sifat Salsa.Hanya saja bagi Hanif, Malika masihlah yang terbaik di hatinya.Meski begitu, dia sudah berjanji dan akan berusaha untuk mencintai Salsa dan menjadikannya satu satunya pemilik hati, jiwa dan raganya.
Setelah penjajakan yang lumayan lama, menimbang betapa Salsa gadis yang baik, sederhana, sopan, pokoknya dia itu masuk kedalam kriteria istri idaman.Hanya saja, perlu waktu bagi Hanif agar Salsa sepenuhnya masuk kedalam hatinya dan menghapus jejak jejak Malika disana.Lagipula, mencintai seseorang dalam kerahasiaan sangatlah menyiksa hatinya.Ingin menunjukkan kepada dunia betapa dia sangat mencintai seseorang dan ingin memilikinya tapi dunia menentangnya, menyimpannya dalam kerahasiaanpun membuatnya sangat menderita.Jadi, tidak ada cara lain selain melepaskannya.
Bagi Salsa, Hanif adalah sesosok yang di idam idamkan selama ini.Wajah tampan, bodi oke, dompet tebal.Idaman sekali bukan?.Belum lagi sifatnya yang sangat baik, royal dan pengertian.Semuanya perfect, seharusnya.Tapi, entah mengapa Salsa tidak merasakan cinta Hanif, atau mungkin cinta yang di miliki Hanif tidak sebesar rasa cintanya kepadanya.
Salsa mengenyahkan segala keraguan dirinya tentang Hanif, Hanif selalu ada di sampingnya tapi yang di rasakan oleh Salsa hanya raganya Hanif yang menemani, entah jiwanya melalang buana kemana.
"Ini temen kerjaku Nina namanya, masak kemaren jalan sama mantannya sih.Padahal sekarang udah punya gebetan baru".Salsa selalu antusias menceritakan kehidupannya kepada Hanif, termasuk bercerita tentang teman temannya.
Salsa ingin Hanif tau bagaimana dia, hidupnya, lingkungannya dan semua hal tentang dirinya juga teman temannya menjadi bagian dari Hanif.Tapi nyatanya Hanif seperti tidak sependapat dengannya, seringnya hanya iya iya saja saat Salsa meminta tanggapannya atas cerita yang selalu dia lontarkan.
"Tuh, kan gak di dengerin".Salsa memprotes ke arah Hanif sambil cemberut.
"Iya denger kok.Ina kan?".
"Ina sih, Nina.Nif.....".
"Iya Nina".ujar Hanif sambil tersenyum ke arah Salsa.Kalo sudah begitu, rasa jengkel Salsa kepadanya menguap begitu saja.Senyuman Hanif begitu mempesona sampai Salsa luluh begitu saja.
Meski Salsa berusaha untuk mempercayai Hanif sepenuhnya, tetapi tetap saja ada yang mengganjal di hatinya.Sampai akhirnya nama Malika menyeruak di antara mereka.Dari awal perjumpaan Salsa dan Malika kala itu sudah mampu memunculkan rasa curiga di hati Salsa.Cara Hanif memandang Malika jelas terasa beda di matanya, bahkan lebih lembut ketimbang cara Hanif memandangnya.Cara Hanif berbicara dengan Malika pun lebih hangat ketimbang cara Hanif menanggapi bicaranya.
Dari awal ketemu saja Salsa sudah sangat tidak menyukai wanita bernama Malika itu.Meski dari obrolan kala itu menyiratkan dia wanita bersuami dan memiliki anak, tetap saja Salsa merasa ada yang gak benar dengan wanita itu.Apalagi saat Hanif di tanyai tentang Malika jawabannya selalu berubah rubah.Yang kenalan lah, temen lah, murid les lah.Pokoknya jawabannya bertele tele, jawabnya gak sesimpel orang yang tidak punya salah, kalau memang hanya teman, dia akan menjawabnya tanpa ragu sebagai teman.
"Kenapa sih kalo aku ngobrolin temen temenku tanggapannya selalu gitu",protes Salsa.