Secret Love You

Pitasutria
Chapter #2

02

Pagi-pagi sekali Nata sudah sampai disekolah. Hari ini Nata sangat bersemangat untuk mengganggu Nara lagi.

Mungkin kebiasaan mengganggu Nara itu adalah hoby tersendiri bagi Nata. Tapi tidak tau kah jika lelaki itu selalu membuat Nara muak dengan semua perlakuan Nata terhadapnya.

Bisa dibilang Nara ingin sekali saja mencakar wajah Nata yang kata orang tampan itu. Kalau tidak satu bogeman mentah di perutnya. Mungkin dengan begitu bisa mengurangi kekesalan Nara terhadap lelaki itu.

Seperti pagi ini Nata sudah membuat Nara kesal setengah mati dengan lelaki itu. Pasalnya tadi pagi saat Nara memasukan semua buku mata pelajaran hari ini.

Gadis itu tanpa sengaja membuka catatan buku Bahasa Indonesia miliknya. Dan alahkan terkejutnya Nara saat melihat buku catatanya sudah penuh coretan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Nata.

Pasti Nata lah pelakunya dan Nara sangat yakin akan hal itu. Karna Nara sangat tahu tidak ada lagi orang yang sering menjahili dan mengganggunya kalau bukan Nata.

Lelaki itu selalu saja mencari gara-gara kepadanya. Tapi ada satu hal yang sempat mengganggu pikiran Nara saat ini. Kenapa seorang Natalio Sasta Winata yang dulu Nara kenal kini berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Dulu saat pertama kali Nara bertemu dan satu kelas dengan Nata, lelaki itu sangat baik kepadanya. Sering kali Nata membantunya ketika ia mengalami kesusahan.

Keduanya juga sempat berteman baik hingga suatu hari sikap Nata mulai berubah kepada Nara. Lelaki itu sempat menjauhi Nara hingga membuat Nara kesal sendiri dengan sikap Nata yang seperti itu.

Nara tidak tahu apa salahnya sehingga Nata mulai menghindari dirinya. Yang jelas keduanya mulai menjauh satu sama lain.

Hingga beberapa bulan kemudian sikap Nata mulai menyebalkan di mata Nara. Setiap harinya lelaki itu akan selalu saja mengganggu dirinya.

Tidak di kelas, tidak di perpustakaan dan tidak juga di kantin, lelaki itu pasti saja akan mengganggu Nara. Bisa dibilang dimana ada Nara berada disitu juga pasti ada Nata.

Lelaki itu seperti bayangan saja. Selalu mengikuti kemanapun Nara pergi. Jangan kalian berpikir jika Nara menyukai ke berada lelaki itu disekitarnya. Maka dengan tegas Nara akan berkata TIDAK.

Semenjak kejadian Nata yang tiba-tiba menjauhinya membuat Nara membenci Nata. Apalagi sekarang lelaki itu juga sering kali mengganggu dan menjahilinya membuat Nara semakin membenci Nata.

Seperti pagi ini Nara sudah bersiap untuk mencakar wajah mulus milik Nata. Nara, gadis itu sudah berdiri didepan pintu kelasnya.

Mata tajam Nara dapat melihat jelas jika orang yang sudah membuatnya emosi pagi ini sedang asyik-asyiknya bercanda dengan kedua temannya.

Dengan tangan yang sudah mencengkram erat buku catatannya, Nara mulai melangkah masuk menuju orang yang sudah membuat dirinya emosi pagi ini. Ingin rasanya Nara menghajar habis-habisan Nata saat ini.

Hmmm..

Deheman Nara barusan tak lantas membuat ketiga cowok itu menghentikan perbincangan mereka. Ketiganya masih saja asyik berbincang tanpa menyadari ada aura mencekam di sekitar mereka.

Hmmm...

Deheman keras Nara barusan sukses membuat ketiganya menoleh ke arah Nara. Melihat wajah Nara yang sudah merah padam membuat Gery dan Juna menelan salivanya dengan susah payah.

Kedua lelaki itu sangat yakin ketika melihat wajah merah padam milik Nara barusan. Sudah dapat dipastikan jika pagi ini akan kembali terjadi perang kedua antara Nara vs Nata.

Sedangkan Nata sendiri malah tersenyum tidak jelas ditempatnya. Lelaki itu jelas sekali menikmati raut wajah Nara saat ini. Inilah yang Nata tunggu-tunggu sejak tadi. Gadis itu akan datang menghampirinya sambil memarahi dirinya.

Nara yang melihat Nata tersenyum seperti itu semakin membuat Nara naik darah. Dengan kejam Nara melempar keras buku catatan yang tadi ia pegang ke arah kepala Nata. Sehingga membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.

Stttt...

Nata memegangi kepalanya yang tadi sempat Nara lempar dengan buku. Nata dapat merasakan jika kepalanya yang dilemparin barusan terasa sedikit sakit juga.

Ya walaupun cuma buku catatan tapi Nara barusan melemparnya dengan keras sehingga terasa sakit juga. Dengan lebay Nata mulai berekting layaknya ia sangat kesakitan sekali karna lemparan Nara barusan.

"Aduh kepala gue pusing banget." Nata juga sudah berpura-pura pingsan ditempat duduknya.

Lihat selengkapnya