Malam ini benar-benar tidak ada salju yang turun di kota ini. sama sekali tidak ada salju karena memang belum waktunya musim dingin.
Tapi bagiku yang berdiri di balkon kamar yang ketinggiannya setara dengan gedung-gedung bertingkat yang ada di kota ini aku merasakan salju turun dengan derasnya. Seperti rintik salju dalam badai, terasa dingin dan membeku.
Ponselku berdering...
Seketika aku tersadar dari lamunanku, aku segera merogoh saku celana dan mengangkat telpon itu. Setelah mendapatkan kabar dari telepon itu aku segera berlari keluar dari apartemen. Dan bergegas menuju mobil .
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di tempat ini, sesampainya di lokasi sesegera mungkin aku berlari masuk ke dalam, tempat ini sudah terlihat sangat mencekam. Semua orang terlihat tampak sangat cemas, akupun segera menemui seseorang.
"Ada apa?" tanyaku padanya.
"Gawat Mike, customer kita ada yang sedang mabuk berat. Dia tidak mau pulang sampai saat ini, bahkan dia menghancurkan semua barang yang ada diruang VIP kita," jelasnya dengan wajah panik.
"Baiklah kamu tenang saja, biar aku coba untuk menemuinya terlebih dahulu." Saat aku akan pergi menemui orang tersebut , Kevin menarik lenganku dan berkata "Mike aku rasa jangan, karena salah satu karyawan kita ada yang terluka karenanya. Lebih baik sekarang kita laporkan dia ke pihak yang berwajib apalagi karena dia itu seorang artis," ujarnya mencemaskanku.
"Artis? Memang siapa?" tanyaku penasaran.
"Shin Min-ah," jawabnya singkat.
"Aku tidak pernah mendengar nama itu. Baiklah sekarang kamu tenang saja, aku yakin bisa membuatnya tenang." pungkasku, tanpa banyak bicara aku segera berlari menuju ruang VIP.
Ruangan ini tampak kacau, semua barang berserakan dimana-mana, aku mencoba mendekatinya namun sepertinya dia menyadari keberadaanku di sini dan diapun mulai berteriak. "Pergi!!!! Jangan mendekat!!!" bentaknya kepadaku.
"Stttttt... Tolong jangan berteriak, ini cafe saya, tolong jangan membuat kekacauan yang lebih parah dari ini."
Kemudian kini dia terdiam sesaat dan mulai menangis kembali, aku mencoba mendekatinya "Maaf , saya memang tidak tau seberapa besar masalah yang kamu hadapi saat ini, tapi ada baiknya kamu beristirahat dirumah saja dan menenangkan diri kamu di sana. Karena cafe saya sebentar lagi akan segera tutup."
Dia menatapku dan kini wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Kemudian dia mencium bibirku sambil menyebut nama seorang pria. Aku terdiam sesaat. Dan dia jatuh pingsan tepat di pelukanku. Seketika aku mematung saat tubuh mungil itu ada di pelukanku, dan tiba-tiba saja Kevin menyusul masuk ke dalam ruangan, ia melihat kami yang sedang berpelukan "Apakah dia pingsan?" tanyanya dengan nada panik.
Aku hanya mengangguk. Lalu aku berkata kepadanya " Vin, aku mohon masalah ini jangan sampai diketahui oleh banyak orang ya. Bagaimanapun juga kita harus menjaga privasi dia, karena dia adalah customer kita."