Cafe tampak sangat ramai hari ini. Pengunjung datang silih berganti. Aku berdiri di depan pintu kaca sembari mengamati keadaan yang terjadi di luar ruanganku.
Aku berjalan menuju meja kerjaku, dan meraih beberapa file laporan keuangan yang ada diatas meja. Satu persatu aku mencoba membaca laporan itu.
Tok... Tok... Tok..
Seseorang mengetuk pintu, tanpa menoleh ke arah suara itu aku berkata "Ya, silahkan masuk."
Seseorang mendorong pintu itu, dan dia pun berkata "Boleh aku masuk?"
Aku mendengar suara perempuan, lalu akupun menoleh ke arahnya. Ternyata pemilik suara itu adalah perempuan yang membuat kekacauan di cafe kemarin.
"Kamu?? Silahkan masuk," jawabku sembari tersenyum menyapanya.
Ia menghampiriku, lalu kemudian aku berkata "Ada keperluan apa datang kemari? "
Ia menyodorkan paper bag kepadaku, akupun meraihnya dan memberikan isyarat menanyakan isi paper bag itu. Seakan mengerti maksudku dia pun berkata "Itu baju kamu yang kemarin aku pinjam, terima kasih ya."
"Baiklah, kenapa buru-buru sekali kamu mengembalikannya?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa, aku juga kesini karena ingin mengajakmu makan malam. Ya hitung-hitung sebagai tanda terima kasihku karena kamu sudah baik kepadaku," ujarnya dengan nada pelan.
"Kapan? Dan dimana?" tanyaku.
Ia tersenyum dan menjawab " Nanti malam, di rumahku."
"Baiklah, aku akan datang," jawabku singkat.
"Kalau begitu nanti aku kirim alamatnya melalui Line ya, aku pamit pulang dulu ya," ujarnya kepadaku.
"Tunggu." panggilku, kemudian aku menahannya untuk pergi dan aku kembali berkata "Kamu pulang naik apa? Aku antar pulang ya."
"Tidak perlu, karena aku membawa mobil sendiri," jawabnya sembari menunjukkan kunci mobilnya.
"Oh begitu, ya sudah hati-hati dijalan ya." Ucapku sembari melambaikan tangan ke arahnya.
Dia pun berjalan keluar dari ruanganku. Tanpa kusadari aku tersenyum setelah melihat paper bag yang dia berikan kepadaku, aku membuka bungkusan itu, selain berisi pakaianku ternyata didalam paper bag itu ada sebuah amplop yang berisi uang, ia menuliskan sesuatu di amplop itu.
"Mungkin jumlah uang ini tidak terlalu banyak, tapi aku harap uang ini cukup untuk membayar kekacauan yang pernah kulakukan di tempat ini."
Aku semakin tersenyum saat membaca surat itu.
Tiba-tiba Kevin masuk kedalam ruanganku dan berkata "Kenapa kamu senyum-senyum seperti itu?! Ada apa denganmu??" Godanya.