Tuk tuk tuk …
Elsa mengetukan jari telunjuknya diatas meja berulang – ulang kali. Saat itu ruangan sangat sepi. Jelas sekali terdengar suara yang dibuat olehnya. Pandangannya lurus dan fokus memperhatikan kalender dengan tanggal yang dibentuk hati yang ada didepannya dengan tatapan sedikit kebingungan. “Jadi apa yang membuatmu begitu bingung ?’’ Tanya Ryan temannya penasaran yang tiba - tiba muncul didepan Elsa..
Elsa mengalihkan pandangannya dari kalender tersebut kearah temannya. “Apa seharusnya aku memberikan gambar hati dan foto anniversary di cakenya saja ya ? aku merasa ada yang kurang. Hmm ..’’ ucapnya sedikit bingung.
“Jangan lakukan itu’’ tolak Ryan mentah - mentah.
Ryan menarik bangku yang ada disebelah Elsa dan mulai melanjutkan kalimatnya. ‘’Pria tidak suka hal – hal norak seperti itu. Yang ada kamu sendiri yang akan bete’’
‘’Hmm.. padahal aku fikir itu ide yang bagus’’ ujar Elsa tak setuju. “Pria itu menyukai sesuatu yang simple. Kalau kau menaruh foto kalian berdua diatas cake, wah .. aku sudah bisa melihat apa yang akan terjadi’’ Jawab Ryan dengan percaya diri.
“Apa itu ? Pasti dia akan tergila – gila dengan cake ku, ya kan ?? Jelas Elsa yang terlihat percaya diri.
“No .. no. aku yakin. Bahkan seribu persen yakin. Saat kamu membuka kotak cakenya, hal yang pertama kamu lakukan adalah mengambil kamera dan memotretnya. Setelah itu .. “
“Apa ?” Elsa langsung menyela ucapan Ryan.
“Setelah itu kamu akan bilang - aduh cakenya lucu banget ya.. sayang kalau dimakan” lanjut Ryan sembari meniru gaya bicara Elsa memanyunkan bibirnya. “Begitulah perempuan. Ya kan”
Elsa mengernyitkan dahinya dan memukul pundak temannya itu. “Kau gila ya”.
Elsa makin menjadi – jadi dan mengambil buku yang ada dimejanya. “Andi pasti suka. Seharusnya aku taruh fotoku dan dia di cake itu. Jadi perasaan kita akan sama selamanya” Ucap elsa begitu bahagia..
Ryan mengelus – elus pundaknya. Ya, lumayan sakit. Apalagi tenaga Elsa bisa dibilang cukup kuat untuk ukuran Perempuan. “Jadi dimana kalian akan merayakan anniversary?” Tanya Ryan masih mengelus – elus pundaknya. “Tidak ada tempat khusus. Aku akan ke apartementnya. Menyiapkan semuanya dan memberikan surprise untuknya. Hari ini dia begitu sibuk. Aku rasa karena itu dia tidak ingat hari jadi kita” Jawab Elsa panjang.
“Ohoo .. kejutan kecil ya. Pria suka itu. Nice !” ucap Ryan sambil memetikan jarinya. Elsa tersenyum mendengar Ryan. Membayangkan malam ini menjadi malam yang indah untuknya dan Kekasihnya. Baru saja sedikit merasakan senang, Ryan mulai mengganggunya lagi. Ryan menepuk pundak Elsa dan berkata “Sudah sudah, Jangan kebanyakan senyum. Besok jangan lupa antarkan laporan penjualan ke manager ya. Aku juga mau siap – siap pulang”
“Ehh .. memangnya jam berapa sekarang ?” Kaget Elsa. Ia melihat jam tangannya dan sudah menunjukkan pukul lima lewat sepuluh menit. Elsa bergegas bangun dari kursinya dan bersiap – siap membereskan barang – barangnya yang ada dimeja kerjanya. Ryan berjalan menjauh dari tempat Elsa sembari berkata “ Jangan lupa, kalau masih ada sisa cake anniversary-mu itu bawakan ke kantor besok ya” Godanya dan mulai pergi meninggalkan Elsa.
Elsa mulai merapihkan mejanya. Memasukan kertas dan buku yang ada dimeja ke dalam lacinya. Komputernya pun juga ia matikan. Setelah bersiap – siap, ia melihat kalender dan fotonya bersama dengan Kekasihnya dalam bingkai yang terlihat manis tepat disebelah kalender tersebut. Sembari tersenyum membayangkan hari yang sangat ia nantikan.
*****
Elsa berjalan keluar dari lift dan menuju tempat cake pesanannya tepat diseberang jalan kantornya. Langkahnya terasa ringan. Senyumnya terus bermekaran tanpa ia sadari. Saat itu suasana sore sangat indah. Cuacanya juga mendukung. Langit Jakarta yang jingga terasa begitu hangat. Lampu lalu lintas masih merah. Elsa berdiri di tepi sambil menunggu lampu hijau muncul. Sambil menunggu ia mengeluarkan ponselnya dari tas dan mulai membuka kunci ponselnya.
Elsa mulai membuka aplikasi chatnya dan mengirimkan pesan ke Kekasihnya itu, Andi.