Pada suatu malam Irina dan Denita pergi untuk makan di luar.
Denita : " Ah... Aku ingin makan ayam goreng di pinggir jalan itu "
Irina : " Di tenda biru itu? "
Denita : " Mm! Sepertinya itu tempat baru, aku ingin mencobanya karena terlihat ramai pembeli "
Irina : " Ya sudah, ayo kita makan disana "
Mereka makan malam di sebuah tenda pedagang kaki lima yang dilayani oleh dua orang pemuda. Lalu setelah itu Denita memperhatikan tas berhiaskan payet merah muda yang di kenakan Irina.
Denita : " Irina, kamu membeli tas baru? "
Irina : " Oh, iya. Aku membeli ini dari uang gaji ku kemarin "
Denita : " Wah, cantik sekali! Irina, aku pinjam tas mu "
Irina : " Oh, ini bawalah sekalian bayarkan makanannya, aku rasa aku harus segera mencari toilet umum sekitar sini " sambil melepaskan tas itu dari pundaknya dan memberikannya pada Denita.
Irina pergi untuk mencari toilet umum.
Denita pun segera beranjak dari tempat duduknya untuk membayar, ia mendekati tempat salah satu pemuda itu berdiri lalu membayar, tetapi Denita tidak sengaja melihat laci meja pedagang itu terbuka dan banyak uang di dalamnya.
Ketika pemuda itu lengah melayani pembeli, Denita pun mulai memasukan tangannya mengambil setiap lembar uang yang ada lalu mengepalnya dalam gengaman tangannya. Tetapi sang pedagang memergoki aksi yang di lakukan Denita lalu ia dengan keras berteriak
" Hei, apa yang kamu lakukan!!! "
Denita pun terkejut lalu segera berlari meninggalkan tenda itu, pemuda itu pun berusaha mengejarnya.
Denita terus berlari hingga Irina menghentikannya.
Irina : " Hei, hei ada apa? Kenapa lari-lari? "
Denita tergesa-gesa dan berkeringat lalu memasukan tangannya ke dalam saku jaket Irina. Ia pun mengembalikan tas milik Irina lalu kembali berlari untuk bersembunyi.
Sampailah pemuda yang mengejarnya dan berhenti di hadapan Irina.
Kim Dae Jung : " Heh! Kembalikan uang itu! kamu bersekongkol dengan teman mu kan untuk mencuri?! Kembalikan cepat! Atau aku lapor polisi "
Irina : " Hah? Tu... tunggu " Irina terkejut dan tak mengerti.
Lalu pemuda kedua datang menyusul dan mencoba menengahi.
Surya : " Jung, sabar. "
Kim Dae Jung : " Bagaimana bisa sabar! Heh pencuri kalau mau uang kerja! Jangan seenaknya mengambil milik orang lain! Cepat kembalikan uang kita! " matanya memerah dan ia meledak dalam emosinya.
Irina : " U... uang? Oh! " Irina langsung meraba saku jaketnya dan membukanya lalu menyodorkannya di hadapan dua pedagang ayam goreng itu.
Irina : " Ini, ini uang kalian? Maaf, aku bisa jelaskan. Aku tidak mencuri uang kalian, ambillah jika ada yang hilang akan aku ganti "
Kim Dae Jung : " Ganti, ganti! Jangan seenaknya kamu bicara! Asal kamu tahu, kamu itu lebih hina daripada pengemis! "
Surya : " Jung, sudah Jung, ayo kembali " ucapnya menenangkan.
Kim Dae Jung : " Heh, wanita murahan, lihat dirimu seharusnya kamu itu malu dengan perbuatan mu! Bahkan p*lacur lebih tahu etika dari pada kamu! "
Lalu Dae Jung pun pergi kembali ke lapaknya. Irina sangat terpukul mendengar makian yang keluar dari mulut Dae Jung, ia pun menangis dengan gemetar, tetapi berbeda dengan Dae Jung, Surya justru mendekati Irina dan merasa cemas.
Surya : " Ah, apa kamu baik-baik saja? "
Irina : " Hah... bagaimana, bagaimana bisa dia berkata seperti itu, aku tidak mencuri uang kalian aku tidak mencuri apapun "
Surya : " Aku tahu. Tenanglah, bukan kamu yang mengambilnya. Jangan masukan kehati omongan temanku itu. Dia memang orang mudah emosi. Sebaiknya kamu pulang dan coba bicara dengan teman mu "
Lalu Surya meninggalkan Irina yang masih gemetar menangis. Irina pun berjalan pulang dan menemui Denita.
Irina : " Plaakk!!! " dengan keras menampar pipi Denita.
Denita hanya menahan panas di pipinya dengan mata berkaca-kaca.
Irina : " Apa lagi Denita apa lagi??? Sudah berapa kali kamu janji tapi kamu mengulang lagi! Aku capek. Kalau kamu tidak bisa berubah, silahkan keluar dari rumah ini "
Denita terkejut dan menatap nanar wajah sahabatnya itu
Denita : " Ka... kamu mengusir aku? " ucapnya terbata-bata.
Irina : " Terus menurut mu aku harus bagaimana? Kamu itu sakit, kamu perlu obat, kamu butuh pskiater Denita "
Denita : " Lalu, bagaimana dengan kamu? Apa hanya aku satu-satu nya orang sakit disini? Kamu selalu merasa rendah diri dengan kulit belang mu bahkan membenci dirimu, kamu tidak butuh obat? Pskiater? "
Irina : " Setidaknya penyakitku tidak merugikan orang lain! "
Denita : " Ya, benar. Penyakit itu hanya terus merugikan mental mu sendiri. Kamu ingin menyembunyikan itu selamanya dari orang lain bukan? Begitupun aku. Aku tidak bisa mengungkapkan ini pada siapapun. Aku akan pergi."
Denita mengemasi beberapa pakaiannya dan barang-barangnya lalu pergi mencari penginapan. Irina hanya berdiri terpaku tanpa bergeming sedikitpun. Ia membiarkan seluruh emosi menguasai dirinya dan menahan sekuat mungkin rasa iba yang mungkin akan keluar dari hatinya.
Kim Dae Jung : " Bisakah kita tutup cepat hari ini? Mood ku sedang jelek "
Surya : " Hm, aku mengerti. Tapi bukankah kamu tadi terlalu kasar padanya? "
Kim Dae Jung : " Terlalu kasar? Sur, haruskah aku lemah hanya karena dia wanita? Jelas dia mengambil uang kita seenaknya "
Surya : " Kamu tahu bukan dia "
Kim Dae Jung : " Tapi uang ini ada dalam saku jaketnya, kamu ingin membelanya? "
Dae Jung bertambah kesal. Dengan kasar ia melepaskan celemek yang di kenakannya dan membantingnya di atas kursi lalu pergi begitu saja.
Surya yang sudah terbiasa akan sikap Dae Jung hanya menghela nafas sambil membereskan dagangannya.
Setelah kepergian Denita, Irina terus menangis di kamarnya.
Ia menuliskan isi hati dan perasaanya pada lembar buku hariannya.
" Kita yang sama-sama menutupinya, kita yang sama-sama tak dapat mengendalikannya. Kita hanya membiarkan semua ini menenggelamkan diri kita. Bodoh! Aku tak ingin kamu pergi! "
20 Desember 2018
Denita berjalan menuju tempat penginapan, tak sengaja ia melihat seorang pemuda yang ia kenali.
Denita : " Ha! Itu penjual ayam goreng yang tadi. Bagaimana ini aku harus bersembunyi " Denita kelabakan mencari tempat sembunyi tapi Dae Jung mengenali wajah Denita yang sedang berusaha di tutupinya.
Kim Dae Jung : " Hei! Bukankah kamu yang tadi mencuri uangku?! " dengan tangkas Dae Jung menarik lengan Denita.
Denita : " Lepas! " ia merasa tak dapat mengelak.
Kim Dae Jung : " Gara-gara kamu semuanya jadi berantakan! Aku harus melaporkan mu pada polisi! "
Denita : " A... aku, aku tidak bermaksud mencurinya a, aku ha... Aku hanya "
Kim Dae Jung : " Oh, rupanya benar teman mu yang menyuruh mu bukan?! " tuduhnya.
Denita pun terkejut
Denita : " Ah, tidak, tidak seperti itu "
Kim Dae Jung : " Hahaha! Kamu itu sama saja dengannya, kalian bersekongkol dengan baik, memangnya kalian tidak punya pekerjaan? Sampai kalian berbuat seperti itu. Ada banyak cara untuk mendapatkan uang bahkan dengan mengorek sampah kau masih bisa makan kenapa harus mencuri?! "
Denita : " Hei, kamu pikir aku apa? Bukankah kamu tadi melihat sendiri aku membayar makananku? "
Kim Dae Jung : " Apa gunanya kamu membayar tapi mengambilnya lagi? Jika ingin uang yang banyak kenapa tidak jual saja dirimu?! "
Denita : " Bagaimana bisa ada di dunia ini orang dengan mulut kasar sepertimu. Apa kamu juga berkata begitu pada temanku? "