Kejadian ini bukan pertama kali menimpanya, tapi tetap saja membuat Rora jengkel. Dalam hati, gadis berusia enam belas tahun itu bersumpah akan menolak hang-out bareng mamanya lagi.
Agak sulit memang, apalagi seperti dirinya, Mama juga hobi kulineran. Setidaknya seminggu sekali Mama mengajaknya mencoba makanan-makanan yang sedang viral, seperti Sabtu ini, misalnya.
Mereka sedang menunggu pesanan di sebuah kafe bertema Swedia. Mama memesan pannkakor, panekuk khas Swedia, sementara Rora memesan kanelbullar alias roti kayumanis.
Sebuah meja di halaman belakang kafe yang teduh dan dipenuhi tanaman pakis-pakisan menjadi pilihan mereka. Sambil menunggu pesanan, seperti biasa, Rora dan Mama berdebat seru. Kali ini ibu dan anak itu berdebat mengenai film yang akan mereka tonton.
Rora ingin nonton film romance, tapi Mama ngotot memilih film action. Wajahnya yang cantik berubah garang ketika mengemukakan keberatannya.
"Mama nggak suka kamu nonton film cinta-cintaan, banyak adegan nggak benernya. Lagipula, film kayak gitu bikin Mama ngantuk," protesnya.
"Jadi, Mama lebih suka aku menonton orang adu jotos?" Rora cemberut.
Mama membuang muka. "Itu bagus buat latihan pertahanan diri," balas Mama seenaknya.
"Kok gitu?" Rora melongo heran.
Saat itulah sosok tinggi yang menjadi idola setiap siswi di sekolah Rora berjalan ke arah meja mereka sambil melontarkan seulas senyum menyilaukan.
Rora sama sekali tidak menyangka akan bertemu Darren, kakak kelasnya, di kafe ini. Kalau tahu, sudah pasti Rora akan memakai pakaian yang lebih baik daripada kaos oblong, celana jeans belel, serta sepatu kasual lusuh seperti yang sedang dikenakannya ini.
Dia tentu akan berdandan sekeren Mama, yang saat ini mengenakan gaun selutut berwarna gelap, jaket jeans mungil, serta sepatu boot kulit setinggi mata kaki berhak tinggi. Sepasang kacamata hitam melengkapi penampilannya yang menyerupai selebriti.
"Hai," sapa Darren ketika sudah dekat.
Mama menurunkan kacamata hitamnya. Rora tahu, itu kebiasaan buruk Mama setiap kali dia merasa tidak nyaman, atau bila dia ingin mengamati orang lain tanpa ketahuan.
"Halo, Kak Darren," balas Rora dengan salah tingkah. Hei, siapa yang tidak salah tingkah bila cowok idola di sekolah tiba-tiba datang menghampirimu?
Darren melirik Rora sekilas, tampak agak heran karena Rora menyebutkan namanya. Kemudian, tanpa izin, dia langsung duduk di kursi kosong depan Mama.