"Nama saya Hera. Hera Sabina." Perkenalan singkat dengan suara manis dari bibir mungil seorang siswi baru di SMA Bhakti.
Hera. Yup, namanya Hera. Hera Sabina. Nama yang cukup cantik, bukan? Tidak ada arti khusus dari nama Hera, hanya sebuah nama sederhana. Namun, ada arti filosofis untuk Sabina, diambil dari bahasa latin yang berarti Perempuan yang terkadang digunakan di Inggris.
Sejarahnya Sabina itu adalah perempuan yang mandiri, selalu penuh pertimbangan, selalu berhati-hati, itu doa baik yang dibarapkan orang tua Hera ketika memberikan nama tersebut. Tapi jangan salah, dahulu dalam sejarah juga Sabina adalah seorang perempuan yang keras kepala.
Jadi selain doa baik, Hera Sabina juga mungkin bermakna Hera seorang perempuan yang mandiri dan selalu penuh pertimbangan dan juga keras kepala. Apapun itu, Hera Sabina kini adalah seorang perempuan cantik juga cerdas. Cantik dan cerdas, hanya dua kata, belum bisa menggambarkan bagaimana dia, bagaimana kisahnya.
Memang, namanya diambil dari bahas latin yang sering digunakan di Inggris, tapi rupanya tidak seperti bule. Kulit putih dengan tinggi 163cm, cukup kurus, dengan mata sipit membuat sorot matanya semakin sayup, bibir mungil dengan suara paling manis se-universe.
Hera duduk di bangku kosong baris ketiga, tepat disebelah jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan taman sekolah. Ia melihat-lihat lewat jendela. Suasana yang sebenarnya membuat ia tidak nyaman, sekolah baru, adaptasi baru, teman baru, hal-hal baru yang sangat tidak ia sukai.
"Aku Rani. Maharani."
Hera yang sedang melihat-lihat menoleh dan menyambut jabatan tangan dari Rani yang ternyata akan jadi teman sebangkunya.
"Hera. Hera Sabina." jawabnya.
"Bagus kan? Kamu engga salah pilih duduk di sini" ucap Rani.
Hera hanya tersenyum seraya kembali melihat keluar jendela.
"Mau keliling gak?" ajak Rani.
"Boleh" Hera setuju.
Mereka berdua berjalan dari lorong satu ke lorong yang lain, tidak ada yang spesial, seperti sekolah pada umumnya, ruang kelas, ruang praktek, laboraturium, kelas seni, kelas bahasa, sampai kantin dan toilet. Sampai akhirnya mereka tiba di taman indah yang terlihat dari jendela kelas mereka.