Sedia Payung Sebelum Hujan

Ighavianna
Chapter #1

01. Hadiah Istimewa

Di sebuah Rooftop Restaurant, langit malam terlihat begitu cerah dengan bintang yang menari. Malam ini akan menjadi malam yang sangat istimewa untuk Perempuan yang tengah berdiri bersandar menikmati indahnya pemandangan kota Jakarta dari atas sini. Sudah sekitar satu jam menunggu seseorang. Nisa memang perempuan penyabar. Ia menunggu dengan penuh harap. Sebuah kue kecil sudah tersedia di atas mejanya. Sesekali ia melirik jam warna merah muda yang melingkar ditangan kirinya yang kuning langsat dan mulus. 

Rooftop ini merupakan tempat favorit Nisa bersama seorang laki - laki yang ditunggunya. Disini laki - laki itu pernah mengungkapkan perasaan cintanya. Dulu sebelum mengenalnya, ia selalu gagal dalam cinta seringkali cintanya bertepuk sebelah tangan. Tapi setelah mengenalnya dan sudah menjalin hubungan dengannya, ia semakin yakin bahwa kali ini ia sudah beruntung dalam hal cinta. Ia tidak gagal lagi, mengingat malam ini adalah perayaan hari Anniversary yang ketiga tahun dengannya. Biasanya setiap Anniversary ia selalu diberi kejutan oleh laki - laki itu. Mungkin laki - laki itu sudah menyiapkan hadiah istimewa untuknya. Nisa masih setia menunggu penuh harap dengan memandangi kue kecil di atas mejanya yang bertulisan Happy Anniversary. Kue istimewa berbentuk hati yang ia buat sendiri.

"Hai,"

Seorang laki - laki yang ditunggunya pun baru saja duduk di hadapannya. Namun tidak seperti biasanya, kali ini wajah laki - laki itu terlihat berbeda. Wajah tanpa senyuman. Dimana senyum yang selalu menghias paras tampannya? Dimana pula hadiah istimewa darinya? Laki - laki itu datang dengan tangan kosong. Nisa merasa heran dan khawatir. 

"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Nisa meletakkan telapak tangan kanannya di kening laki - laki itu untuk memastikan kondisi. Mungkin saja sedang sakit. 

"Nggak apa - apa kok," Laki - laki itu melepaskan tangan Nisa dari keningnya. 

Nisa pun menopang dagunya dengan kedua tangannya sembari tersenyum memandangi wajah kekasihnya itu. Sedangkan laki - laki itu hanya diam membisu menundukkan kepalanya. Laki - laki itu benar - benar tidak seperti biasanya. Dimana celoteh atau sekedar lelucon darinya? Suasana Anniversary malam ini seolah menjadi canggung.  

Nisa yang tidak betah dengan suasana hening. Ia pun mulai bertanya "Hei kamu kenapa diem aja?" tanya Nisa sembari tangannya mengangkat dagu laki - laki itu. 

Laki - laki itu pun menghela napas dan langsung meraih tangan Nisa "Aku mau ngomong sesuatu sama kamu," kata Andra dengan cepat. 

Nisa jadi senyum - senyum sendiri. Mungkin hadiah istimewa kali ini Andra akan melamarnya. "Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja gapapa," kata Nisa senyum - senyum sembari menatap mata Andra sesekali ia melirik ketangannya yang digenggam tangan Andra. 

Andra kembali menghela napas "Aku mau kita putus," katanya dengan lirih dan tatapan mata yang tajam. 

Nisa yang penuh harap itu, mendengar kalimat yang diucap Andra malah tertawa. Pikirnya Andra hanya bercanda dengan mengerjainya "Apaan sih kamu bercandanya hahaha kamu kalau mau ngerjaiin aku jangan gini dong udah basi tahu! Hahaha," kata Nisa dengan kepercayaan diri yang tinggi "aku tahu kok kamu mau bilang apa, kamu pasti mau mel_" 

Andra memotong ocehan Nisa dan semakin erat ia mengenggam tangannya "Aku nggak bercanda Nis, aku mau hubungan kita cukup sampai di sini," 

"Ta_tapi kenapa? " Mata Nisa membelalak tajam dengan sedikit mengembun. 

"Aku minta maaf Nis," ucap Andra menundukkan kepalanya. 

"kenapa ndra?" tanya Nisa cemas. 

Lihat selengkapnya