Dokter Shafira
Namanya Bintarti. Hanya Bintarti. Dia tinggal di sebuah desa di lereng gunung Sindoro. Bintarti berperawakan tinggi langsing dengan kulit bersih. Hidungnya agak pesek, bibirnya penuh, dia tergolong cantik meski bukan si bunga desa.
Bintarti anak sulung si kepala dusun dikenal sebagai gadis ramah yang baik hati. Sejak kecil dia berteman dengan Satmoko, anak buruh tani dan Lingga, anak juragan pertanian. Satmoko adalah pemuda cerdas sedangkan Lingga pemuda tampan yang pandai membuat suasana murung jadi meriah.
Persahabatan mereka menjadi renggang sejak kakak laki-laki Lingga meninggal karena tipus. Ayah Lingga yang terlalu bersedih lupa kalau masih punya dua anak yang lain, dia menyibukkan diri hanya di pertaniannya. Kadang Lingga yang kala itu baru beranjak remaja berharap bisa menjadi wortel atau kentang saja karena dengan begitu dia akan mendapat perhatian sang ayah. Ibunya lebih bersedih lagi, karena yang meninggal si anak sulung yang sudah diyakini jadi pewaris, setiap hari dia selalu mengurung diri dalam ruang sepi di dekat gudang, membatik sambil nembang lagu sedih.