9 November 1970
Sidang kedua Ruminah digelar enam hari setelah Jenderal Susilo kembali ke ibu kota. Namun, yang mengherankan adalah tim khusus yang ditugaskan Jenderal Susilo untuk mengusut kasus itu tiba-tiba diminta kembali ke pusat, tanpa ada pemberitaan apa-apa atau tanpa ada alasan di baliknya.
Gunawan menghadiri sidang Ruminah seorang diri. Kali ini agenda sidang adalah pemeriksaan tujuh orang saksi yang ditunjuk oleh jaksa. Saksi-saksi itu terdiri atas tiga orang yang berdagang di sekitar kawasan Maliabara. Mereka dianggap mengenal dan mengetahui hubungan antara Ruminah dan si penjual bakso.
Dari keterangan para saksi itu, mereka melihat Ruminah dengan santai dan terlihat tersenyum bahagia saat berjalan bersama kekasihnya. Lalu, mereka masuk ke semak-semak yang ada di tanah lapang dan terjadilah persetubuhan itu.
Ketika tiga orang itu ditanya oleh Penasihat Hukum Ruminah, apakah mereka melihat keduanya berhubungan badan, para saksi memilih diam. Saksi lain, yang kala itu sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, menyatakan bahwa ia melihat keduanya berhubungan intim. Namun, saksi itu hanya menyaksikan beberapa detik saja karena tidak tahan dengan perilaku tidak wajar itu. Sedangkan tiga orang sisanya menjawab hanya melihat Ruminah dan kekasihnya masuk ke semak-semak, karena saat itu mereka hanya sedang lewat saja.
Lalu saat mereka semua ditanya oleh Majelis Hakim perihal cuaca pada malam itu. Namun, jawabannya berbeda-beda. Ada yang menjawab saat itu mendung dan berangin, cuaca cerah dan banyak bintang, serta beberapa lainnya tidak ingat.
Pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan sama untuk semua saksi adalah perihal pakaian yang digunakan Ruminah dan kekasihnya. Jawaban mereka pun berlainan. Mereka juga tidak bisa memastikan hari kejadian itu dengan tepat. Ada yang menjawab benar sesuai laporan Ruminah, ada pula yang tampak berpikir dan akhirnya salah menjawab. Banyak sekali kejanggalan dari pernyataan ketujuh saksi. Hal itu justru menguntungkan bagi Ruminah.
Para pembela Ruminah yang datang menyaksikan proses jalannya sidang, beberapa kali menyoraki keterangan para saksi. Hakim pun berulang kali harus mengingatkan dan mengancam akan mengusir mereka dari persidangan jika tidak bisa tenang. Mereka pun menurut demi bisa menyaksikan persidangan Ruminah. Para kuli tinta sibuk meliput jalannya sidang.
Sepanjang sidang, Gunawan sibuk menengok ke segala arah, mencari Ningsih. Katanya perempuan itu akan datang bersama dengan teman-temannya. Namun, yang ditemukan Gunawan hanyalah para mahasiswa dan wartawan yang selama ini membela Ruminah. Tidak ada satu pun aktivis perempuan yang tampak batang hidungnya.
Sidang selesai pukul 16.00 dan akan dilanjutkan seminggu kemudian. Pandangan Ruminah dan Gunawan berserobok. Mereka saling melempar senyum. Dengan gerakan bibir, Gunawan mengucapkan selamat pada Ruminah karena sidang hari ini berjalan lancar dan bisa dikatakan Ruminah lebih unggul dari lawan.
Usai dari Pengadilan Negeri, Gunawan lantas bertolak ke markas para aktivis perempuan di daerah utara Kertayodya. Berbeda dengan suasana hatinya yang sedang baik dan diliputi kelegaan, suasana tempat itu begitu muram dan mencekam. Mereka sibuk mengobrol dengan raut penuh kecemasan. Bahkan kehadiran Gunawan tampaknya tidak disadari.
Gunawan pun menanyakan di mana Ningsih pada salah seorang yang ditemuinya. Bukan jawaban yang didapat, perempuan itu malah menangis.