Aku tak punya jadwal apapun lagi setelah kuliahnya Bu Kiki dan sepertinya ke dua temanku juga tak memiliki jadwal lain karena mereka tak kunjung bergegas keluar setelah pembelajaran selesai beberapa menit lalu. Baru saja aku akan menanyakan hal itu pada Dinda sebelum Arkana yang duduk di depanku berbalik dan mengatakan jika hari ini akan ada rapat BEM di sekretariat.
Oih apa aku lupa bilang jika aku adalah salah satu anggota BEM FH lebih tepatnya jabatanku adalah sekretaris sedangkan orang yang memberitahuku tadi adalah ketuanya. Mau tak mau aku harus pergi ke sekretariat untuk rapat, Azkia dan Dinda bukan anggota BEM lebih tepatnya mereka anggota Senat.
Aku pamit duluan pada mereka berdua dan dapat kulihat wajah Azkia yang seperti akan menyerukan ketidaksukaannya, sedangkan Dinda hanya memberiku anggukan sambil memegang tangan Azkia. Aku tahu itu adalah kebiasaan Dinda untuk dapat menenangkan orang lain. Rapat kali ini membahas tentang ketertiban yang terjadi di lingkungan FH karena akhir-akhir ini suasananya agak kacau sebab para anak-anak semester I agak bebal, bagaimana aku tak mengatakan hal itu jika saja seminggu setelah penerimaan mahasiswa baru lebih tepatnya satu bulan lalu.
Sudah ada kasus jika anak dari fakultas kami kedapatan berekelahi dengan salah satu senior dari FBE, alasannya sepele tapi tentu berdampak bagi fakultas. Sebab tak terima sudah diingatkan agar mematuhi aturan kampus, yang mana para mahasiswa baru tak boleh makan di kantin fakultas lain selama satu bulan setelah resmi menjadi mahasiswa di sini. Memang terdengar konyol lagian apa korelasinya makan di kantin dengan pembelajaran di kampus, aku juga berpikir begitu saat pertama kali mendengar tentang aturan yang di sebutkan oleh Kak Ayu -orang yang berperan sebagai ketua BEM FH saat aku masih mahasiswa baru- di masa orientasi dulu.
Tapi setelah waktu berlalu, nyatanya aku mulai mengerti kenapa aturan itu diberlakukan disini. Alasannya sederhana, para dosen ingin mahasiswanya dapat beradaptasi dengan lingkungan fakultas dan agar sesama rekan satu fakultas entah itu senior atau junior dapat saling mengakrabkan diri, maka tercetuslah ide tersebut.
Untung saja Vina ketua BEM FBE tak terlalu mempermasalahkan masalah ini, meskipun begitu kami sebagai pihak yang bersalah merasa lalai dalam mengawasi dan membimbing para junior dari FH. Dari situ mulai gencarlah kami melakukan pendisiplinan keseluruh mahasiswa FH.
Sedangkan untuk Dendi -orang yang memicu pertengkaran dengan Kevin dari FBE- kami menghukumnya untuk membuat laporan dengan jumlah 10.000 kata dari Buku Hukum Tata Negara karya Dr. Hj. Maemunah, S.Pd., M.H. yang mana harus di serahkan dalam tengat waktu seminggu. Dan bersama teman-temannya yang ikut melanggar peraturan, kami minta mereka untuk membersihkan halaman FH selama sebulan.