Mungkin karena aku terlalu menantikan perjanjian dengan Kak An sampai-sampai jarak dari hari Selasa ke Jumat terasa bagai setahun, baiklah aku tahu, terdengar berlebihan memang tapi rasanya bukan hanya aku saja yang berpikiran seperti itu saat dijanjikan sesuatu dan sangat dinantikan. Ulang tahunku kali ini akan dirayakan di tempat favoritku dan hal tersebut berhasil membawa kenangan lama, waktu itu aku kelas 1 SMP saat ulang tahunku dirayakan di pantai.
Bedanya dulu aku pergi dengan Ibu dan Kak Dira, sekarang hanya akan ada aku serta Kak An saja. Ia bahkan tak memberitahu alasan mengapa Liam, Ibu dan Azkia tak ikut dengan kami, padahal aku sudah menanyakan padanya lebih dari ratusan kali selama kurun waktu empat hari ini.
Meskipun penasaran tapi aku tak terlalu memikirkannya bahkan Azkia tak banyak bertanya saat aku cerita akan pergi ke pantai dengan Kak An, padahal biasanya ia akan protes dan merengek untuk ikut pergi juga. Azkia hanya menanyakan apakah Liam juga akan kami bawa atau tidak, begitu kujawab tidak, dia hanya menganggukkan kepala sambil bilang oke bersenang-senanglah kalau begitu, aku akan membantu Ibu dan si Mbok untuk menjaga Liam.
Tunggu, beginiloh maksudku, ia yang biasa pasti akan menyerukan berbagai pertanyaan tentang mengapa dirinya tak ikut pergi atau mengapa ia tak diajak. Tapi ini, ah sudahlah mungkin daripada pantai ia lebih suka memanjakan Liam di sini.
Beberapa hari ini aku menjalani semua kegiatan dengan hati yang ringan dan bahagia, Dinda serta Zahra terlihat kebingungan dengan suasana hatiku karena mereka tahu jika sebelumnya aku terlihat sangat jengkel sebab kasus Ryan dkk tempo hari.
Tapi lihat sekarang aku bersikap seolah hal tersebut tidak pernah terjadi, malah terlihat lebih ramah dari biasanya. Arkana sampai bertanya pada Azkia tentang hal itu dan jawaban yang didapatnya abaikan saja, dia hanya terlalu bahagia karena akan bertemu si biru. Jelas saja jawaban itu tak membantu sama sekali namun ia juga tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, selama tugasku sebagai sekretaris dikerjakan dengan baik.
Hingga akhirnya tepat hari ini, aku resmi akan libur panjang karena tugas dari dosen sudah kurampungkan kemarin malam. Sampai jumpa nanti kampusku, saatnya berlibur dan menikmati pantai. Jadi begitu kelasnya Prof. Yanuar selesai, aku bergegas memasukkan barang-barang dan berjalan dengan cepat menuju halte bus. Prihal Kak An, ia sedang ada di rumah karena memang cutinya dimulai hari ini sampai hari Minggu nanti, Azkia ada kelas sore jadi mungkin sekarang ia sedang menempeli Liam di rumahnya.
Langit terlihat mendung di atas sana, tapi tak sedikitpun menyurutkan luapan hormon bahagia milikku. Tampaknya hari ini aku sedang beruntung sebab begitu tiba di halte tanpa menunggu lama bus yang ditunggu datang. Perjalanan 20 menit terasa cepat, begitu tiba di rumah suasana sepi langsung menyambut kepulanganku, sesuai dugaan jika Azkia pasti ada ditempat Kak An.
Tanpa membuang waktu aku bergegas ke kamar untuk mandi serta berganti baju, wuss wuss secepat kilat aku sudah siap dengan kaos putih pendek yang dibalut dengan cardigan mocca, celana jeans serta hijab putih. Membawa barang bawaan ke teras depan agar mudah diambil, setelahnya langsung mengunci pintu rumah. Nah tinggal telepon Kak An, aku terlalu malas berjalan ke rumahnya.
Tapi belum sempat aku menghidupkan ponsel, tiba-tiba ada suara klakson mobil dari arah gerbang masuk. Pucuk dicinta ulam pun tiba, gak sih, baru juga mau ditelepon ternyata sudah peka duluan eh apa Kak An punya indra kedelapan kali ya, hehe.
Mari abaikan pemikiran absurd itu, aku mulai berlari kecil menuju asal suara dan benar saja begitu pintu gerbang terbuka, terlihat Azkia yang menggandeng tangan Liam. Sedangkan Mbok Ijah dibelakang sana, membantu si pemilik mobil memasukkan kantong yang entahlah berisi apa didalamnya. Begitu selesai Mbok Ijah beralih membantuku membawa barang bawaan, hanya tas sedang berisi pakaian ganti yang jujur saja bisa kubawa sendiri. Tapi Mbok adalah orang yang cekatan dan ringkas jadi aku tak punya pilihan saat dia memintaku menyerahkan tas di tangan kiri, beliau memang ART yang baik dan bisa diandalkan.