SEGARA

Fianaaa
Chapter #12

Liburan dan Ulang Tahun

Kak An mengguncang tubuhku yang masih terbaring dengan nyaman dalam lilitan selimut tebal yang sengaja dibawanya kemarin, aku dengan malas beranjak untuk duduk. Setelah melihat jika aku sudah sadar dari mimpi, baru ia menyerahkan segelas air untuk kuminum. Mungkin agar rasa kantukku tak datang lagi, setelah tengorokanku menjadi lebih baik lantas aku mulai bertanya alasannya membuatku bangun saat langit bahkan masih terlihat gelap.

Aku tahu karena tenda kami sedikit tersingkap, bintang juga terlihat masih betah di atas sana. Ia hanya menjawab bahwa azan Subuh sudah berkumandang dari 20 menit yang lalu, sesaat setelah mendengarnya aku langsung beranjak keluar untuk mengambil air wudu.

Melihat hal itu Kak An hanya menggelengkan kepalanya saja, tahu sekali dia jika aku pasti akan langsung meloncat keluar tenda setelah perkataan barusan. Pagiku diawali dengan segala kerusuhan, sebab aku yang belum bisa beradaptasi dengan tempat baru ini. Sekarang jam menunjukkan pukul 05.25 yang mana artinya matahari akan segera hadir menggantikan bulan yang telah bekerja sepanjang malam.

Kak An juga terlihat sibuk mengahangatkan susu kaleng yang sengaja kami beli saat di perjalanan kemarin, sambil menunggunya aku beranjak untuk membawa beberapa biskuit serta makanan ringan yang tersisa. Sembari membawa makanan, aku meraih tikar berukuran sedang di samping kanan pintu tenda, lantas berjalan ke bibir pantai agar bisa melihat sunrise dengan lebih leluasa. 

Setelah dirasa cukup aku kembali beranjak untuk membawa kamera Canon IXUS 125 HS yang dihadiahkan Ibu, kemarin sebelum berangkat ke kampus Ibu memberikanku hadiah lebih awal karena ia tahu jika aku akan pergi ke pantai sebelum waktu pulang kerjanya. Tadi juga saat aku mengecek ponsel, Ibu kebetulan sedang meneleponku lalu mengucapkan selamat ulang tahun.

Memberiku beberapa doa terbaik, tak lupa menanyakan apakah aku suka dengan hadiahnya. Tentu saja aku dengan riang menjawab jika hadiah dari Ibu adalah yang terbaik, lalu ia hanya tertawa saat aku bilang jika aku akan memotret banyak hal untuk dipamerkan nantinya. Tak berselang lama Ibu berpamitan karena dapat kudengar jika Liam sedang merengek kelaparan di seberang sana. Duh untung dia kesayanganku, jadi alih-alih kesal aku jadi merindukannya.

Tadi juga banyak notif yang masuk, tapi aku hanya membalas beberapa orang yang memang sangat perlu kubalas seperti Azkia, Dinda, Baba dan Mama, Papi dan Mami, serta grup BEM FH saja. Kegiatan memotret ombakku terhenti sejenak karena Kak An sudah duduk di sebelah. Kami tak saling bicara, seolah kompak menikmati detik-detik sebelum sang raja siang beranjak dari peraduannya.

Indah adalah kata pertama yang bisa kudeskripsikan saat ini, bulatan besar itu perlahan muncul dari ufuk Timur. Terlihat anggun dengan warna jingga kemerahan yang memukau, cahayanya mulai menerpa sekelilingku yang sebelumnya gelap, hingga menyapa wajah kami.

"Alsava, selamat ulang tahun gadis kecilku. Doa terbaikku selalu menyertaimu, oh tambahannya tentu saja tolong jaga calon iparku dengan baik ya." Ucap Kak An disela lamunanku menatap indahnya semburat jingga itu.

Lihat selengkapnya