Tepat pukul 03.20 saat Kak An sudah tertidur dengan lelap, aku beranjak keluar tenda. Sekarang ini pikiranku ribut sekali, banyak hal yang berkeliaran disana hingga aku tidak bisa tidur. Padahal tubuhku sudah lelah sekali karena padatnya kegiatan saat siang tadi, tapi otakku benar-benar tak peka!
Ia malah tak ingin bekerja sama untuk membantuku tidur, terus dan terus memutar segala hal di dalam sana, berisik. Aku memilih untuk menunggu azan Subuh sambil menikmati malam terakhir di sini, selagi asik memandang pantulan langit malam yang tercermin di atas lautan.
Seketika kenangan tentang keluargaku saat masih utuh tiba-tiba saja terlintas, salah satu kenangan terbaikku. Waktu pertama kali aku pergi melihat pantai.
Saat itu aku berumur 7 tahun, kami masih tinggal di Jakarta, musim liburan sedang berlangsung dan aku merengek ingin pergi berlibur juga. Kak An bahkan pergi ke Medan untuk itu. Bapak yang mendengarnya lantas menyetujui keinginanku, sedangkan Ibu dan Kak Dira tak banyak berkomentar yang artinya mereka sependapat. Aku waktu itu sangat senang dan bersemangat meskipun tak tahu akan liburan kemana, Bapak hanya bilang kita akan berangkat besok pagi-pagi sekali.
Lantas keesokan harinya, kami sungguhan berangkat dengan mobil yang entah kapan disewa Bapak. Ibu duduk di sebelah pengemudi, sedangkan aku dan Kak Dira duduk di kursi belakang. Karena berangkatnya sangat pagi tak heran jika anak kecil sepertiku sampai ketiduran, padahal aku sudah berniat tak tidur dan melihat-lihat pemandangan atau jalanan yang akan dilalui selama liburan pertamaku ini, namun sayang niatku hanya tetap menjadi angan semata.
...
Kak Dira mengguncang tubuhku dengan sangat kasar, huh apa dia tak tahu jika badanku sakit karena guncangan itu, belum lagi kepalaku terantuk sandaran kursi. Tsk ada apa sih, apa kita sudah sampai? Dengan kesal aku menyingkirkan tangan itu dan perlahan membuka mataku.
"Akhirnya bangun juga kamu, cape kakak bangunin dari tadi. Kebiasaan banget kalau tidur susah bangunnya!" Ujar Kak Dira.