Di waktu yang berdekatan juga akan diadakan agenda tahunan di mediator kami. Agenda ini memang sengaja diadakan sebagai ajang silaturahmi lintas angkatan kedatangan di mediator kami. Karena sifatnya kekeluargaan jadi agenda ini diisi dengan banyak kegiatan seru dan menyenangkan. Ada beberapa cabangnya yait, olah raga, olah pikir, olah seni dan olah rasa. Panitia dalam agenda ini selalu dari Camaba yang dikawal oleh beberapa orang sebagai steering commite dari kaka tingkat.
Menjadi panitia dalam agenda ini adalah pengalaman pertama organisasiku di luar sekolah yang pertama. Aku dipercaya sebagai koordinator divisi acara (perempuan) bersama rekanku satu orang (laki-laki) dan teman-teman hebat lainnya sebagai anggota. Awalnya Aku menolak dan meminta kepada salah satu anggota divisi acara untuk bertukar posisi, karena Aku merasa sangat tidak mampu dengan posisi itu, tapi ia menolak. Meski begitu satu orang ini yang mem-back up ku. Aku bisa dibilang cukup dekat dengannya saat itu.
Namanya Salma, satu tahun lebih tua dariku dan Aku akrab memanggilnya Kak Salma. Kami sering berkomunikasi tentang konsep agenda. Bukan hanya kami saja, tapi menurut ingatanku Aku lebih sering berkomunikasi dengannya daripada anggota yang lain. Beberapa kali kami adakan kumpulan khusus bagiang acara untuk menentukan penanggung jawab dari setiap cabang kegiatan. Lalu melaporkannya kepada ketua agenda.
Setelah ACC kami divisi acara mengadakan rapat bersama divisi konsumsi dan perlengkapan guna menyesuaikan kebutuhan dan tugas masing-masing pada saat agenda berlangsung. Menjadwal hari juga untuk melakukan survey lapangan yang merupakan latar agenda kami yang diadakan selama tiga hari. Ada satu kenangan yang sangat melekat dalam ingatanku. Satu hari di mana kami akan melakukan survey ke beberapa tempat. Aku bersama satu rekan perempuan dan dua laki-laki yang mana satu di antara dua adalah koordinator divisi acara.
Aku belum hafal betul nama-nama dan letak daerah sini. Aku meminta untuk bertemu di satu tempat yang kita semua tahu dan akan melanjutkan jadwal hari itu dari sana. Kami setuju. Hari yang kami sepakati adalah hari jum’at. Itu adalah hari dimana jalanan macet dan kebanyakan bis tidak jalan sesuai rute biasanya, sebab adanya pasar jual beli mobil bekas yang berada di sepanjang jalan. Akibatnya jalan menjadi lebih sempit untuk dilalui oleh banyak kendaraan.
Aku naik bis seperti biasanya. Rute awal memang seperti rute biasanya, tapi ada jalan yang seharusnya bis itu lurus, namun ia belok. Pikirku mungkin akan sesuai rute lagi dalam waktu dekat, tapi ternayata tidak. Bis ini semakin jauh dari rute biasanya. Aku tidak mengenali daerah itu. Bisa bayangkan bagaimana paniknya Aku saat itu?
Pulsa kuota internet pada saat itu sangat tidak bersahabat. Sepanjang mata memandang tidak ada warung yang bisa didatangi untuk membeli kuota. Aku menghubungi salah satu rekanku yang laki-laki. Kenapa? Karena menurutku dia yang berkemungkinan bisa membantuku.
“Kak, ana nyasar nih”.