Segaris Cita

An-nisa Putri Errohman
Chapter #6

KOTA ALEXANDRIA #6

Seiring berjalannya waktu komunitas kepenulisanku kian meresahkan. Dengan tugas menulis yang semakin banyak membuatku merasa sudah tidak lagi sanggup melanjutkannya. Sedangkan orang-orang hebat itu malah semakin bersemangat. Membuatku merasa penuh kekurangan. Ide-ide yang mereka sampaikan begitu kreatif dan inofatif.

“Apa Aku berada di tempat yang tepat?” ucapku pada diri sendiri. “Pantaskah Aku berada di tengah-tengah orang hebat seperti mereka?” Aku terus bergumam seperti itu. Sejak ada rasa itu Aku perlahan mulai menghindar secara perlahan sampai tiba saatnya pergantian kepengurusan. Sering tidak ikut kumpul, jarang mengikuti komunikasi di grup kami. Mungkin mereka juga tidak akan rugi dengan ketidak hadiranku.

Di bulan ini Aku mengikuti ziarah (lagi) yang diadakan oleh mediator. Kali ini tujuannya adalah salah satu kota di Mesir yaitu Alexandria. Kota ini juga merupakan latar tempat syuting film Ayat-Ayat Cinta tepatnya rumah yang ditinggali fahri dan teman-temannya itu ada di sini. Kami pergi ke sana dengan kereta malam. Semua fasilitas kami sudah diurus oleh panitia acara.

Kami sampai tengah malam dan langsung menuju tempat perkumpulan pertama. Pergi ke sana dengan menggunakan tuk-tuk atau biasa disebut bajaj di indonesia. Dengan mata mengantuk kami pergi ke tempat itu yang ternyata terletak di lantai paling atas gedung. Jika tidak salah ingat lantai ke-10 atau 12. Sangat tinggi dan kami harus ke sana. Tentu saja lelah, dengan nafas terengah-engah kami berhasil mencapainya.

Di atas kami diberi minum terlebih dahulu, lalu istirahat sebentar sambil menunggu makanan tiba. Tidak begitu lama makanan pun tiba. Kami makan dengan cara satu nampan untuk beberapa orang. Seperti di pondok dulu. Makan dengancara ini memang terasa lebih nikmat daripada makan sendiri-sendiri. Setelah selesai kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk bermalam di tempat tinggal yang sudah disediakan.

Bukan di hotel pastinya. Kami diizinkan bermalam di rumah-rumah senior yang sudah menikah ataupun belum yang memang bertepatan tinggal di kota ini. Kebetulan biaya sewa rumah di sini lebih murah dibanding kairo. Selama tiga hari dua malam kami menginap di rumah mereka. Tidur gratis makan pun gratis. Malam itu kami berbincang sedikit dengan pemilik rumah bahkan diberi makan lagi. Senior yang rumah Aku tinggali sangat ramah dan baik.

Lihat selengkapnya