Hari ini aku dan teman-temanku pergi berlibur ke Candi Borobudur. Kami menyusuri seluruh bagian Candi. Aku memiliki 4 orang teman. Dan kami berlima seperti saudara, bahkan lebih dari itu. Kami sukses bersama di dunia permodelan. Temanku antara lain, Debi, Jojo, Vita, dan Lalak. Setelah lama berkeliling kami terhenti di bagian atap Candi atau bagian tertinggi dari Candi Borobudur.
“Eh, kalian tau ngak. Aku pernah dengar loh, kalau di atap Candi ini ada iblis yang sedang di segel.” Jojo mulai memancing rasa penasaran kami.
“Tok, tok, tok.”
“ Ah, masa.” Lalak sembari mengetuk-ngetuk atap Candi.
“ Serius Jo? Kenapa bisa di segel? Seberbahaya itukah?” Vita tampak lebih penasaran.
“Plak.” Debi memukul kelapa Jojo.
“ Ngak mungkinlah. Kalo memang benar tu iblis di segel di sini. Pasti sudah ada garis zona bahaya di sini. Dasar lu Jojo kalo ngomong tu mikir dulu napa.” Debi melangkah meninggalkan Jojo diikuti Lalak dan Vita. Aku melihat raut wajah tidak terima di wajahnya.
“Kan aku pernah dengar. Kalian gimana sih.” Jojo merungut kesal.
“Kalo hanya pernah dengar, jangan bilang sama kami. Pastikan dulu kebenarannya, baru sebar.” Aku melangkah meningikuti Debi.
“ Ya sudah, nanti malam kita buktikan. Bagaimana? Apa Kalian takut?” Jojo memberikan tantangan.
“Hee? Takut?” Tanya kami berempat sembari menoleh ke belakang.
“ Jika itu benar bagaimana?” Tanya Vita dengan wajah cemas.
“ Ya, kita segel lagi. Bagaimana? Apa kalian takut?” Tanyanya berjalan kearah kami berempat.
“Hmmm, ngak masalah. Awas saja jika itu semua hanya kebohongan belaka.” Debi si pemberani kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya.
“ Aku ngak ikut. Nanti malam aku harus ikut acara pembukaan kafe Kris.”
“Tidak masalah Sinta, kami berempat bisa kok Sin.” Jojo menjadi sangat bersemangat.
Malamnya, sesuai rencana mereka berempat kembali ke candi Borobudur.
“Ayo, buka segelnya.” Cemooh Debi pada Jojo.
“Tapi, jika segel ini benar, kita berada dalam masalah.” Vita berusaha membuat Jojo memikirkan kembali tantanganya.
“Iiih, seharusnya tadi si nenek rempong ini kita tinggalin saja.” Tepis Lalak yang penasaran.
“Yee, gigi kuning. Dia itu di segel, kenapa coba di segel? Pasti dia sangat berbahaya. Aku kan cemas.” Vita melangkah mundur.
“Kita mulai.” Jojo mengeluarkan sebuah kertas yang sudah suram.