Segenggam Cinta 'tuk Berlian

Saepul Kamilah
Chapter #6

Kaget

“Bagaimana ini, Tuan Mi?”

“Bagaimana apanya?” balasku, balik tanya menanggapi muka cemas Pembantu Hong yang baru kembali dari ruangan Tera dan Muri. “Tera Cupin ingin aku mencari pengrajin untuk memoles kodok kita.”

“Kodokmu, Tuan Hong,” ucap Kolektor Lu, meluruskan informasi dan menegaskan posisi kami. “Tolong jangan lupa, aku dan Tuan Mi tidak merekomendasikan kodok itu.”

“Benar!” Kugerakkan telunkuk ke orang sebelahku, setuju akan omongan si juru taksir. “Tuan Hong, Anda yang ngotot mau benda hijau di—”

“Ya, ya, aku salah ….”

Aku dan Kolektor Lu sebenarnya tak ingin memojokkan Pembantu Hong, tapi sikap keras kepalanya kemarin memang perlu sedikit disentil. Jadi, kami berdua sepakat buat lepas tangan jika tidak benar-benar harus turun langsung dalam urusan hadiah persembahan ini.

Toh, baik diriku maupun si juru taksir sebelahku, di sini kami sama-sama orang luar.

Sekadar pihak ketiga yang dimintai saran ….

*** 

“Aku pu—”

“Paman Mi, tolooong!”

Baru juga turun dari kereta dan mau menyapa orang rumah, aku sudah dibikin lompat sambil merapal mantra bumi buat menghalau tamparan guntur Soran. 

Gadis itu, dia lagi mengangkat tangan ketika aku datang. Terus di depannya ada Miki yang merangkak dengan satu kaki diseret, berusaha menjauhi si gadis waktu memanggilku barusan.

Sementara istriku, dirinya menangis sembari berlutut di ambang pintu rumah jauh di belakang sana.

“Hah ….” Aku menggeleng mendapati kekacauan ini. “Apa yang kau lakukan, Soran?”

“Dia.” Soran mundur kemudian menunjuk bocah di belakangku. “Mau merebut manik pemberianmu.”

Dengar itu, aku pun berbalik lalu jongkok sebelah Miki.

“Benar kata anakku?” tanyaku, ingin dengar keterangan darinya.

Miki lantas membantah sekuat tenaga. “Bukan! Bukan begitu, Paman Mi! Aku gak ada niat merebut ….”

Tahu bagaimana anak di depanku serta paham betul bila Soran takkan sembarangan bicara, diriku selanjutnya mengobati kaki Miki lalu mengumpulkan mereka semua di ruang keluarga. 

Kutanya Berlian apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa semua bisa berakhir dengan Soran hampir membunuh Miki di halaman rumah macam tadi. 

Kuminta satu-satu bercerita ….

“Aku sedang menghangatkan makan malam sampai kudengar suara keras,” tutur istriku, “saat kuperiksa, Miki sedang mengerang dan soran berjalan mendekatinya. Mereka, mereka ….”

“Dia mengambil manik yang mau kutelan,” jelas Soran, “terus menolak mengembalikannya ….”

“Aku gak berniat merebut manik-manik milik putrimu, Paman Mi,” sanggah Miki, “sungguh. Aku tadi cuma kesal karena gadis itu terus mengabaikanku ….”

Setelah mendengar keterangan ketiganya aku sampai pada kesimpulan, semua ini salah paham.

Lihat selengkapnya