“Junior Mi, tungguuu ….”
Bagus. Akhirnya dia datang.
“Ju—junior Mi?!”
“Jangan cuma bengong!” panggilku pada Saudara Seperguruan Qin, “Senior, cepat bantu aku menggusur dan mengikat mereka dekat pohon sebelah sana ….”
Bulan Delapan 223 Shirena.
Kabar soal tantangan Bukit Muara terhadap sekte-sekte di Xuen telah tersebar luas sesuai perhitungan. Orang-orang yang lagi kuikat sekarang ini merupakan korban dari berita tersebut. Mereka mengincarku dan Saudara Sepergurun Qin dengan niat menyergap pil penerobos ranah di tangan kami.
Sembrono sekaligus bagus ….
“Kau yakin gak apa-apa membiarkan mereka begini, Junior Mi?”
“Apa-apa malah.” Aku cekak pinggang, selesai mengikat orang-orang tadi dekat sebatang pohon. “Sudahlah, Senior. Jangan dipikirkan. Mereka mau merampok kita, sudah untung cuma kubikin pingsan terus kuikat di sini sama masih kubiarkan hidup, ya, ‘kan?”
Anak itu kelihatan ragu.
“Mereka gak bakal mati,” kataku, coba menenangkan. “Coba pikir. Siapa nanti yang akan menyebarkan lokasi kita kalau orang-orang ini kubiarkan mati, Senior Qin?”
Ia sedikit melega.
“Percaya padaku. Besok atau lusa mereka bakal muncul dan menyergap kita lagi ….”
Dan, ya. Itulah yang terjadi. Dua hari berikutnya orang-orang tersebut betulan muncul kembali di perbatasan negara tetangga dengan kekuatan sekian kali lebih banyak daripada malam ini.
“Bagaimana, percaya?”
Sejak saat itu, bocah plontos bermarga Gong Sun sebelahku pun tidak pernah lagi menanyakan keputusanku jika menghadapi situasi serupa. Dirinya juga jadi lebih tenang, mudah diajak bicara, terus sudah agak terbuka dan bersedia mendengarkan rencana buat mendongkrak popularitas Bukit Muara.
Dibanding bulan sebelumnya, perubahan kali ini benar-benar postitif.
Aku tidak perlu melakukan apa-apa lagi ….
***
“Akhirnya, kita sampai ke Tianwu.”
Bulan Sembilan 223 Shirena.
Perjalananku bersama Saudara Seperguruan Qin yang mulanya untuk menjajal jurus Genta dan Tubuh Emas, telah membawa kami ke Gerbang Kota Tianwu, Ibu Kota Pemerintahan Kerajaan Ding. Satu dari sekian kota penting di Persekutuan Pagar Tengah serta merupakan kota terpadat ketiga setelah ibu kota perdagangan sama pendidikan mereka, Mu Ang dengan Bo Ho.
Kota terbaik ‘tuk membangun fondasi sebelum melawan Serindi jika aku masih punya niat balas dendam ….
“Kami dari Sekte Bukit Muara di Xuen,” kataku pada petugas tol di gerbang kota, “kemari untuk menghadiri acara Sekte Belukar Semak dan menyalami Pu Ding.”
“Bukit Muara yang katanya punya Pil Penghalang Lapis Ganda itu?!”
“Kenapa mereka di sini?”
“Benar, bukankah Tianwu adalah wilayah—”