“Tetua Zimo.”
“Ah, Tetua Mi.”
“Salam. Aku kemari gegara dua dwarf ini,” akuku ketika menemui Tetua Zimo di kemah sektenya, berharap ia akan berbaik hati meminjamkan kendaraan pengangkut yang sempat Tetua Bae singgung pada pertemuan tadi pagi. “Kalau boleh, kami kemari buat melihat kereta harimau besimu.”
“Kereta harimau besiku?”
“Benar.” Kutarik Pilo dan Pato pakai Benang Pandora. “Mereka berdua sangat penasaran dan merengek minta dibawa melihat kendaraan super megah itu, Tetua. Jadi jika—”
“Hahaha.” Tetua Zimo kelihatan senang. “Aku tidak tahu akan ada yang tertarik dengan karya remeh murid-murid sekteku—tentu saja!” teriaknya dengan tangan terbuka, “jangankan cuma lihat, kalian boleh membawa pulang satu dan mengendarainya kalau mau.”
“Sungguh?!” Dapat kesempatan begitu, tebak apa yang dua kurcaciku lakukan. “Anda orang hebat, Pertapa.”
“Benar. Bukan cuma hebat, tetapi juga dermawan. Anda panutan kami ….”
Mereka memeluk ciumi dan menjilat Tetua Zimo dengan bualan super duper manis—aku sampai mual gegara jenuh. Namun, sang tetua tampaknya menikmati perlakuan tersebut. Keduanya dirangkul kemudian ia ajak ‘tuk melihat koleksi pribadinya secara langsung.
Hem. Kecocokan sesama pengrajin, kurasa.
“Kurasa aku gak akan menemani kalian,” kataku sebelum mereka bertiga berlalu, “aku ada urusan la—”
“Jangan khawatir, Tetua Mi, dua dwarf ini akan kujaga baik-baik.”
“Benar, Bos. Pertapa Besar Zimo akan menjaga kami.”
“Anda tidak perlu cemas.”
Begitulah timpal ketiganya sebelum benar-benar berlalu dan tenggelam dalam dunia mereka ….
“Hahaha. Kalian harus coba semua benda buatanku. Aku punya kereta perang dari Esensi Banteng Langit.”
“Esensi Banteng Langit?”
“Bukankah hewan itu sangat ganas?”
“Ho. Kalian takkan percaya bagaimana caraku menangkapnya hidup-hidup.”
“Hidup-hidup? Ini luar biasa!”
“Ceritakan pada kami.”
“Tentu saja, akan kuceritakan ….”
***
“Hei. Apa kau tersesat?”
Kulihat orang yang baru menegurku.
Seorang wanita, pakaiannya bagus, dan ia membawa sebilah pedang dengan aura yang entah karena alasan apa disegel serta dibubuhi mantra pengabur.
Tusuk kondenya juga menarik, giok kaca yang cantik.