Adara masih terngiang-ngiang atas perilaku sang artis besar, Surya Satria, kemarin sore. Selama ini bahkan dia tidak pernah mengikuti sepak terjang artis itu bahkan dia tidak jarang mengikuti perkembangan tentang lelaki itu. Jadi sejak kapan mereka saling dekat satu sama lain seperti itu? Apa sejak dia menemukan artis ini berdiri di depan sekolah dan memperhatikan anak muridnya?
Lalu ada apa dengan pelukan yang dia berikan itu? Apa dia sedang berlatih terbaru yang akan dia lakoni? Tapi kenapa harus Adara yang menjadi lawan latihannya? Adara bahkan tidak pernah ikut teater, memikirkannya saja pun tidak pernah. Atau ini hanya prank artis-artis yang biasa ada di TV-TV untuk mendongkrak popularitas artisnya? Alasan yang sangat lucu mengingat Adara bukan siapa-siapa, dia hanyalah seorang guru BK di sekolah yang juga tidak cukup terkenal.
Semua pertanyaan ini berputar di kelapa Adara yang akhirnya membuat Adara tidak fokus akan pekerjaannya dan jadi uring-uringan sendiri. Setiap mengingat bagaimana dia berakhir dalam pelukan Surya, hatinya anehnya malah menjadi hangat. Dia sebenarnya ingin membohongi dirinya sendiri dengan berpikir kalau Surya hanya mempermainkan dirinya supaya dia bisa membenci lelaki itu dan menghilangkannya dari oraknya. Tapi Adara adalah seorang guru BK lulusan psikologi, membaca perasaan orang lain adalah keahliannya.
Suara degub jantung Surya saat telinganya tertempel di dada pria itu menunjukkan kalau Surya saat itu tengah khawatir. Bahkan kata terakhir yang terdengar di telinganya mengenai Surya yang khawatir kalau Adara terluka terdengar benar-benar tulus. Tapi kenapa Adara yang harus dia khawatirkan? Seharusnya dia yang khawatir mengenai dirinya sendiri yang akan ketahuan kalau memeluk seseorang di tempat ramai, itu bisa menjadi bahan gosip untuk dirinya. Atau seharusnya dia mengkhawatirkan Maureen karena gadis itu akan mengenalinya walau dia ke sana tanpa pengawalan bodyguard sekalipun.
Adara menggelengkan kepalanya, sepertinya dia sudah gila hanya karena bertemu dengan Surya. Dia sebenarnya ingin menganggap semuanya ini sebagai halusinasi dia saja tapi itu benar-benar nyata! Tiba-tiba Adara membuka notebook miliknya dan mencari nama Surya di pencarian pintar ‘Google’. Tak butuh effort, muncullah beberapa berita mengenai artis yang namanya besar itu.
“Jadi orang ini masih single tapi dia banyak digosipkan oleh beberapa artis yang bekerja sama dengan dia?” gumam Adara.
Namun dalam sepersekian detik Adara tersadar, “Apa-apaan aku ini? Kenapa tiba-tiba aku jadi seperti stalker?!” Seumur-umur Adara memang tidak pernah mencari tahu terlalu dalam mengenai artis bahkan yang dia sukai sekalipun tapi kenapa Surya ini menjadi bahan pengecualian baginya.
Adara hampir menutup notebooknya agar tidak melanjutkan mencari tahu tentang Surya lagi tapi sebuah video menghentikan niatnya, “Orang ini penyanyi juga?” Rasa penasarannya mengalahkan segalanya.
Adara membuka video lagu Surya dan terdengarlah alunan lagu dengan suara Surya yang merdu. Adara menutup matanya dan entah kenapa suara Surya malah membuatnya masuk ke dalam dunia mimpi.
Maureen mengetuk pintu ruangan di hadapannya, sekali dia mengetuk tidak ada jawaban, kedua kali dia mengetuk juga tidak ada sahutan. Maureen mengerutkan keninganya, tidak biasanya guru BK-nya ini tidak merespon sesiapa saja yang mengetuk pintu ruangannya.
“Apa bu Adara sedang keluar, yah?” Maureen akhirnya memberanikan diri untuk membuka pintu ruangan yang ternyata tidak dikunci itu.
Maureen tambah heran ketika tahu guru BK-nya itu ada di ruangannya tapi sepertinya dia tertidur sambil menggunakan headset sehingga tidak mendengar Maureen yang masuk. Maureen sangat penasaran dengan apa yang didengarkan gurunya sampai tertidur seperti itu, “Ibu nge-fans juga yah sama Surya?” teriak heboh Maureen ketika tahu lagu yang didengar Adara adalah lagu milik ayahnya.