Hendaknya seorang penuntut ilmu menggunakan waktu mudanya untuk menuntut ilmu. Jangan sampai ia tertipu dengan panjang angan-angan dan kata-kata ‘nanti’. karena waktu yang berlalu disetiap umurnya tidak akan ada gantinya.
(Tadzkiratus Saami’ wal Mutakallim)
🍀🍀
Rendi menyusuri pekarangan rumah yang begitu asri ini. Ada jalan setapak kecil berbatu yang nampaknya sengaja dibuat oleh si pemilik rumah. Aneka bunga tumbuh di halaman ini. Pepohonan kecil yang menaungi membuat teriknya matahari tak berasa.
“Assalammualaikum,” Rendi mengetuk daun pintu yang sedikit terbuka, namun di dalamnya tampak lengang.
“Wa’alaikumussalam warahmatullah,” Hafiz tersenyum melihat kedatangan Rendi bersama Alif dan Ijal. “Masuk, Mas,” Hafiz mempersilahkan mereka duduk, sementara ia memanggil ayahnya, Ustadz Fajar. Tak lama kemudian, muncul sosok pria berwajah santun tersenyum ramah pada mereka.
“Piye kabare, Le?”, (Gimana kabarnya, nak?).