La Tahzan, Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan sekedar yang kita inginkan
🍀🍀
Gemawan putih bergelayut manja di langit Jogja yang berkabut. Merapi menebarkan hawa dinginnya ke setiap penjuru. Asiah telah bersiap sejak tadi. Ini hari Ahad, waktunya jadwal kajian di Masjid Nurul Ashri. Asiah duduk di teras rumah sambil mengulang hafalannya, ia menunggu Ulfah yang berjanji akan menjemputnya pagi ini.
“Assalammualaikum,” suara yang tak asing lagi bagi Asiah. Seorang gadis berjilbab hitam berhenti di depan rumahnya.
“Wa’alaikumussalam.”
“Cia, ayo kita langsung berangkat aja,” Ulfa tampak begitu bersemangat.
“Aku pamit Ibu dulu, ya!,” Asiah hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
“Aku ikut,” Ulfa mengiring Asiah menemui ibunya dan berpamitan. Ulfa memang sudah cukup akrab dengan Ibu Asiah, sebab ia sering datang ke rumah Asiah, apalagi setiap hari Ahad, mereka selalu datang menghadiri kajian bersama. Setelah berpamitan, mereka pun bergegas pergi sebelum terlambat.
“Jadi gimana? Udah ada panggilan kerja belum? Atau ada tawaran gitu?,” Ulfa membuka percakapan mereka di atas motor. Mempertanyakan lamaran kerja Asiah yang sudah dikirimnya ke berbagai tempat.
“Belum, Fa,” Asiah tersenyum kecut. Ia tak sadar, sahabatnya itu memperhatikan perubahan raut wajahnya dari kaca spion. Memang sudah hampir setahun ini Asiah menganggur, setelah sebelumnya bekerja di sebuah pabrik air mineral, dirasa sudah tidak nyaman lagi, Asiah mengundurkan diri, dan sampai kini belum mendapat pekerjaan lagi.
“Udah, tenang aja, kan ada Allah yang mengatur Rezeki kita,” Ulfa menyemangati Asiah.
Ulfa menghentikan motornya di pelataran masjid bagian khusus akhwat. Sudah ada beberapa akhwat yang datang. Asiah dan Ulfa memasuki masjid setelah membaca doa masuk masjid.
Allahummaftah lii abwaaba rohmatik (Ya Allah,bukalah pintu-pintu Rahmat-Mu untukku).
Keduanya melaksanakan solat tahiyyatul masjid, seperti yang disunnahkan oleh Rasulullah.
“Apabila salah seorang diantara kalian memasuki masjid, maka janganlah ia duduk sebelum melaksanakan ruku’ dua rakaat.”(H.R Bukhori dan Muslim).
Solat tahiyyatul masjid ini sendiri dilakukan sebagai penghormatan kita terhadap rumah Allah, tempat yang paling istimewa di bumi cinta-Nya ini. Apabila telah telanjur duduk, maka masih disunnahkan berdiri dan mengerjakan solat Tahiyyatul masjid dua raka’at.