Kehidupan Setelah Kehilangan
Setelah hilangnya Pak Rahmat dalam tragedi PKI 1965, kehidupan keluarga kecil ini berubah drastis. Bu Maryam yang sebelumnya seorang ibu penyayang menjadi penuh dengan kemarahan dan keputusasaan. Anisa yang masih kecil harus menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Maryam yang Berubah
Kehilangan suami dan anak membuat Maryam terpuruk dalam kesedihan. Rasa marah dan putus asa yang tak tertahankan mengubahnya menjadi sosok yang keras dan penuh dendam. Setiap hari Maryam melampiaskan kemarahannya pada Anisa, anak pertama yang kini harus menanggung beban yang terlalu besar untuk usianya.
"Anisa, cepat bereskan rumah! Kau tak pernah melakukan apa-apa dengan benar!" teriak Maryam sambil melemparkan kain pel ke arah Anisa.
Anisa menunduk menahan air mata yang hampir jatuh. "Iya, Bu. Maafkan Anisa."
Tidak hanya disuruh melakukan pekerjaan rumah yang berat, Anisa juga sering mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya. Pukulan dan hinaan sudah menjadi bagian dari keseharian Anisa. Maryam yang tak mampu mengatasi kesedihannya memilih untuk menyalahkan Anisa atas semua kesengsaraan yang dia alami.
Kehidupan Anisa dan Adik-adiknya